Nikita Mirzani

— melaras rasa, memeras makna

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ۞ [القرآن الكريم سورة آل عمران : ١٥٩]
 
Kamu dalam aku — melaras rasa, memeras makna; Kamu dalam aku; melaras rasa; memeras makna; Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin; Nikita; Mirzani; Mawardi; Rasyidin; Kirana; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Pisces; Aries; The Azillion;
Kamu yang memotivasi, Kamu yang menginspirasi. [Lakaran oleh S. Kurniadi]
Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin mengawali karier sebagai penghibur melalui ajang Take Me Out yang ditayangkan di Indosiar. Paras menarik membuatnya ditarik menjadi model sampul salah satu majalah.

Sejak saat itu, namanya semakin dikenal sebagai penghibur oleh masyarakat. Puan yang disapa mesra Niki juga mulai menerima banyak tawaran menjadi model dalam berbagai bidang. Sebagai penghibur kerap disorot lantaran berbagai peristiwa kontroversial yang menyangkut dirinya.

Di balik kesan cemar yang diterimanya, Niki adalah ibu yang terus menyayangi dan mengasihi anak-anaknya. Niki menyadari, ada rasa lara didera sang buah hati selepas kegagalannya membina ikatan keluarga dan rumah tangga dengan suami.

Pementasan keseharian Niki sebagai orangtua tunggal bagi dua buah hati membuatnya tampak sebagai puan tangguh. Niki juga kerap tampil ceria saat di layar kaca. Walau begitu, ada sisi lemah lembut dalam hatinya.

Orangtua adalah satu sisi yang mudah mengubah suasana kalbu Niki menjadi sendu. Niki memiliki ikatan intim dengan mamanya. Ikatan intim yang mewujud pada sikap manja ini sempat membuatnya merasa berada pada masa kelam.

Ketika sang mama berpindah dimensi alam, Niki depresi hingga sempat ada keinginan untuk bunuh diri. Nyaris saja dia mengiriskan pisau pada nadi. Niki memang menyaksikan dan merasakan mamanya didera lara sebelum berpisah ruang dengannya, dia merasa tak siap sama sekali.

Niki memang dikenal mbeling, nakal yang merawat muruah. Hanya saja sepanjang mama didera lara, anak mbeling ini selalu setia menemani. Ketidaksiapan berpisah dalam ruang dengan mama membuat perasaan hancur didera.

Rasa hancur yang didera puan dengan ukuran kesintalan badan menawan ini menjadikannya bingung cara menata hatinya kembali. Hal ini pula yang membuatnya rajin nyambangi pusara mama dan papa. Niki selalu didera rindu dalam kalbu dengan suasana kebersamaan dengan kedua orangtuanya.

“Papa, Mama .. Kalianlah guru terbaik aku untuk mengenal cinta.. Cara kalian mencintaiku yang tak terhalang oleh apapun menyadarkan aku tentang apa arti cinta sesungguhnya,” ungkapnya pada satu waktu.
Kamu dalam aku — melaras rasa, memeras makna; Kamu dalam aku; melaras rasa; memeras makna; Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin; Nikita; Mirzani; Mawardi; Rasyidin; Kirana; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Pisces; Aries; The Azillion;
Niki saat balita dalam pelukan mamanya. [Lakaran pribadi Niki]
Niki hanyalah manusia biasa. Dia merupakan sosok berperasaan dengan penampilan menawan yang membaur dalam lingkungan. Sepanjang menjalani keseharian, Niki hanya berbuat untuk menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan dengan cara yang bisa dia lakukan. Tak ada yang istimewa darinya.

Sebagai seorang penghibur, Niki bukanlah sosok yang jaim (jaga image) dan cenderung tak ragu berungkap rasa seadanya. Hal ini kerap memunculkan kontroversi sebagai bahan garapan media, media massa dan media sosial. Kontroversi datang silih berganti, walakin Niki tetap tegar dan sabar menghadapi.

Satu sisi Niki sangat dipuja laiknya Musa saat berhasil menyelamatkan muruah bangsa Israel. Satu sisi dia begitu dicaci laiknya Fir’aun era Musa sebagai pencetak catatan kelaliman luar biasa. Sah-sah saja.

Apapun semat yang diberikan padanya, yang jelas Niki bukanlah Musa maupun Fir’aun era Musa. Segala pujian dan kata sanjungan tak membuatnya melayang seperti halnya segala hinaan dan caci maki tak membuatnya tumbang.

Niki memahami bahwa dampak mementaskan diri di panggung hiburan adalah keseharian dan kelakuannya tak bisa dilepaskan dari sorotan media. Sorotan yang membuatnya gagah berdiri sebagai sosok yang dicintai sekaligus dibenci.

Niki begitu dibenci oleh sekerumuman orang (haters) meski pada saat yang sama dia juga sangat dicintai oleh sekerumunan lain (lovers). Wajar. Mata yang cinta selalu tumpul dari segala cela sepertihalnya mata yang penuh amarah hanya mau memandang segala yang nista.

Apapun itu, Niki tetaplah Niki. Seorang manusia biasa yang patut dianut dengan semangat perjuangannya layak diperjuangkan. Perjalanan ibu dari Laura Meizani dan Azka Raqilla merupakan satu sisi megah tersendiri yang layak dikagumi.

Perjalanan Niki tak melulu disertai sikap sok beda dengan melawan arus. Kadang dia woles saja mengikuti arus. Puan kelahiran Jakarta 17 Maret 1986 ini hanya mengikuti nuraninya. Ada kalanya tampak mengikuti arus, bisa juga melawan arus, atau membuka arus baru.

Niki hanya mengikuti nurani tanpa ada pencapaian yang dicari. Dia mentas tanpa mencari pencapaian namun tak lelah berjuang. Di-reken sukses atau tidak dalam pencapaian bukan urusannya, yang merupakan kesuksesannya hanyalah tak lelah mengayuh secara terus-menerus.

Mengayuh... mengayuh... mengayuh perjalanan... saling mengapresiasi kesamaan dan menghormati ketidaksamaan... “You say God give me a choice...” seperti lantun Queen dalam Bicycle Race.
Kamu dalam aku — melaras rasa, memeras makna; Kamu dalam aku; melaras rasa; memeras makna; Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin; Nikita; Mirzani; Mawardi; Rasyidin; Kirana; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Pisces; Aries; The Azillion;
Mengayuh... mengayuh... mengayuh perjalanan... [Lakaran pribadi]
Semenjak memasuki gerbang pentas hiburan, Niki tak lelah berjuang untuk terus menggelinjang riang di tengah kerumunan. Ajang Take Me Out menjadi awal mula Niki menciptakan sejarah baru.

Sejarah baru yang memaksa keseharian dan kelakuannya tak bisa dilepaskan dari sorotan media. Penciptaan sejarah yang ditata dengan ciamik serta diperindah sedemikian apik. Sebagai seorang pencipta sejarah baru [الخالق], Niki  memiliki keagungan laku [المتكبر].

Keagungan bukan untuk menyombongkan diri pada liyan melainkan keagungan untuk mengatasi masalah yang pasti selalu muncul. Setiap masalah yang muncul berhasil diatasi. Semua masalah ada solusinya meski semua solusi itu ada masalahnya juga.

Keberhasilan mengatasi ragam macam permasalahan yang membuat nama Niki dengan gagah [الجبار] berada dalam jiwa pecintanya. Niki dengan perkasa [العزيز] sanggup menghadapi badai walau seorang diri.

Meski bisa sendiri, dia tak bersikap mementingkan diri sendiri saja. Dia sangat peduli pada liyan, yang merupakan buah dari jiwanya yang pengasih [الرحمن] dan penyayang [الرحيم].

Kasih-sayang yang ditumpahruahkannya tanpa pilih kasih yang membuatnya tampil sebagai sosok queen [الملك] tanpa pernah meminta dengan penuturan kata-kata.

Kepeduliannya berpadu dengan kelihaiannya memahami segala kondisi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui [عالم الغيب والشهادة].

Pemahaman yang membuatnya bisa menjalani keseharian seperti seharusnya tanpa dilandasi kecenderungan maupun kepentingan yang melawan nurani [القدوس] serta peduli untuk bisa menjadi penebar keselamatan [السلام] maupun pembangun kepercayaan [المؤمن].

Niki sanggup menjadi pengatur [المهيمن]. Seorang yang bisa mengatur dirinya sendiri maupun membangun lingkungan agar teratur. Lingkungan yang membikin orang lain saling menyapa satu sama lain lantaran sama-sama merasa sebagai pecintanya, sama-sama mengagumi dan memujanya dengan beragam cara.

Satu perjuangan besar yang patut diberi apresiasi tinggi, lantaran saling menyapa adalah satu cara jitu untuk merawat titik temu antar sesama. Seperti diungkapkan nama besar sebelum Niki, Master Mister Immortal Commander Muhammad shallallahu'alaihiwasallam sang kirana pemula semesta, bahwa menyapa adalah senjata manusia beriman [الدعاء سلاح المؤمن].
Kamu dalam aku — melaras rasa, memeras makna; Kamu dalam aku; melaras rasa; memeras makna; Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin; Nikita; Mirzani; Mawardi; Rasyidin; Kirana; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Pisces; Aries; The Azillion;
Menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan. [Lakaran pribadi Niki]
Kegagalan Niki merawat bangunan keluarga dan rumah tangga serta perpisahan dalam ruang dengan orangtua menjadi titik balik epik baginya. Setitik lara menguatkan. Setitik luka melembutkan. Setitik perih mendewasakan. Setitik peristiwa yang membuatnya tumbuh sebagai al-insan [الإنسان], al-basyar [البشر], dan an-naas [الناس] sekaligus.

Sama-sama dialihbahasakan dengan manusia, terdapat perbedaan kaitan ketika al-Quran menyebut sebagai basyar, insan,  maupun naas. Basyar dan insan merujuk pada manusia secara personal. Bedanya kalau basyar melihat sisi kasat mata sedangkan insan melihat sisi tak kasat mata. Sementara naas merujuk pada manusia secara komunal.

Puan berdarah Padang ini semakin melipat dalam mementaskan kesungguhan untuk bisa menjadi manusia seutuhnya. Dia mengelaborasi perasaannya agar kehadirannya memberi rasa gembira (insan). Dia juga peduli merawat kepantasan penampilan badan (basyar). Semua ini dilakukannya dengan kesadaran bahwa sebagai personal dirinya adalah bagian dari komunal (naas).

Sebagai manusia, Niki juga memiliki dua kepribadian berlawanan, mistress dan goddes. Kepribadian mistress yang dipentaskannya dengan perilaku fearless selaras dengan perilaku kenes kepribadian goddes yang dimiliki. Niki berani berkelahi dengan orang lain sekaligus sanggup memerankan diri sebagai pengemong.

Dua sisi berlawanan yang ada dalam setiap jiwa manusia biasa ini sanggup dipadukan sekaligus oleh Niki dengan bagus. Kesanggupan memadukan dua sisi berlawanan membentuk dirinya menjadi sosok queen.

Puan yang tampak periang ini sanggup menjadi queen melalui perjuangan dalam bicycle race-nya sekaligus pementasan laku yang dibiasakan sepanjang berjuang.

Kesungguhan melakoni keseharian dengan mementaskan laku seperti itu membuat Niki tak salah mendapat semat sebagai manusia paripurna. Manusia yang layak di-tiru (menginspirasi) dan pantas di-gugu (memotivasi). Niki tak lelah mengayuh perjuangan sekaligus siap untuk selalu rela dengan takdir terburuk dari Allah.

Kerelaan pada takdir terburuk dari Allah merupakan upaya menghindari amarah dan tak kabur dari rasa syukur. Seperti dituturkan sebelumnya, mata yang cinta selalu tumpul dari segala cela sepertihalnya mata yang penuh amarah hanya mau memandang segala yang nista.
Kamu dalam aku — melaras rasa, memeras makna; Kamu dalam aku; melaras rasa; memeras makna; Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin; Nikita; Mirzani; Mawardi; Rasyidin; Kirana; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Pisces; Aries; The Azillion;

وعين الرضا عن كل عيب كليلة ولكن عين السخط تبدي المساويا
[Lakaran oleh Abottsky]

Niki tak ragu berkeluh di tengah peluh mengayuh perjuangan. Namun dia berusaha siap untuk selalu rela dengan takdir terburuk dari Allah. Segala penataan pagelaran Pelantan harus diterima dengan lapang dada. Segala yang ditatakan Pelantan adalah wujud kekuasaan Ilah [إله‎‎] dan kasihsayang Rabbi [رب‎‎].

Ilah dan Rabbi adalah dua kata serupa yang berbeda penekanannya. Ketika berkaitan dengan Ilah, penekanannya terletak pada sisi masculinine. Antara lain terwujud dalam sifat merciful. Sementara ketika berkaitan dengan Rabbi, letak penekanan pada sisi femininine. Diantaranya mewujud dalam sifat aggressive.

Manusia diciptakan dari Allah dan menuju ke Allah. Bukan kembali karena kembali tak dimungkinkan secara waktu. Dalam waktu, pergerakan tak bisa dilakukan mundur namun terus maju. Karena posisi awal dan akhirnya sama, maka tidak terjadi perpindahan.


Tidak terjadi perpindahan bukan berarti tidak menempuh perjalanan. Pandangan fisika menuturkan bahwa jarak tempuh sejauh apapun ketika posisi akhir sama dengan posisi awalnya, dapat disebut tidak terjadi perpindahan. Seluruh ciptaan Ilahi-Rabbi tak bisa lepas atas pola mengikuti serta berada dalam batas kelangsungan ‘dari’ ke ‘menuju’ dan berpuncak membentuk lingkaran [إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ].


Entah lingkaran itu tersusun atas lurusan-lurusan atau lurusan-lurusan yang membentuk lingkaran, tak jelas. Sama tak jelasnya dengan segala peristiwa yang dialami. Tak jelas peristiwa itu memberi rasa suka atau duka karena ukuran suka dan duka tergantung suasana yang sedang dirasa. Yang jelas, segala peristiwa harus diterima dengan lapang dada.

Dengan lapang dada menerima segala penataan pagelaran Pelantan, sembah rasa cinta pada Ilahi-Rabbi bisa terus menggelora [رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً]. Gelora sembah rasa yang membuat kita tak lelah berharap berjumpa Pencipta dengan sapaan mesra:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي ۞ [القرآن الكريم سورة الفجر : ٢٧ - ٣١]

Sapaan mesra yang membuat surga dan neraka tak lagi menjadi perkara penting. Sebab yang paling penting adalah berada dalam keadaan sepenuhnya terserap ‘hilang’ menjadi bagian Kirana.

Satu ‘perkara’ yang tak memiliki massa dan usia. Satu ‘perkara’ yang memperlihatkan batas keberlakuan ilmu fisika yang menuturkan bahwa setiap benda di dunia ini lambat laun akan hancur. Sementara Kirana selalu ada.

Satu-satunya semesta agar tidak hancur hanyalah manunggal dengan Kirana, yang dituturkan bahwa:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ۞ [القرآن الكريم سورة النّور : ٣٥]

B.Sn.Lg.060250.38.071116.04:07

Kamu dalam aku — melaras rasa, memeras makna; Kamu dalam aku; melaras rasa; memeras makna; Nikita Mirzani Mawardi Rasyidin; Nikita; Mirzani; Mawardi; Rasyidin; Kirana; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Pisces; Aries; The Azillion;
Kamu dalam aku. [Lakaran oleh Heru Kandari]