Kamu Aku Satu


— drive me crazy give me rhapsody
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ  لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ  فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ  فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ  ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ۞ [القرآن الكريم سورة آل عمران : ١٥٩] 
Park Bom [박봄] recording miracle voice.
Park Bom [박봄] mulai dikenal lebih luas setelah melakukan debut bersama 2NE1, 27 Maret 2009 silam. Keberhasilan 2NE1 menghentak khalayak sejak pertama menyapa menjadi jalan tingkat keterkenalan nama Bom meningkat pesat. Kehadiran 2NE1 dalam blantika musik Korea Selatan menjadi oase di tengah gurun.

Ketika Girls’ Generation hadir, terjadi semacam penyeragaman dari kelompok-kelompok puan yang muncul. Semangat kelemahlembutan dengan bumbu kekeneasan menjadi kecenderungan. Tak hanya dalam melantunkan langgam saja mereka mengelaborasi habis sisi ini, gaya pentas pun melengkapi.

Hal ini membikin kerinduan terhadap nuansa rasa yang berbeda mulai muncul. Penikmat industri hiburan yang diproduksi Korea Selatan mulai dirundung kebosanan. Dambaan akan kelompok puan yang hadir membawa semangat fearless serta menyudahi masa fluktuasi selera musik menggelora.

Musik dengan taste cheesy seperti dibawakan Girls’ Generation ingin segera disudahi dengan kembali menyajikan musik bergizi. Keadaan seperti ini menyelimuti masa-masa ketika 2NE1 hendak mulai berjuang menggelinjang.

2NE1 hadir untuk memperkaya blantika industri hiburan Korea Selatan. Saat kebanyakan kelompok puan menggelinjangkan gaya kenes, 2NE1 hadir dengan gaya fearless. Hal ini memberikan kesempatan bagus bagi 2NE1 lantaran saat itu Girls’ Generation menahbiskan ketenarannya sesudah mengeluarkan Gee.

Walau demikian, 2NE1 tetaplah kelompok puan yang memiliki kelemahlembutan. 2NE1 hanya hendak menyampaikan bahwa selain kenes, puan juga memiliki sisi fearless. Sedari dini, 2NE1 memberikan peringatan pada kelompok laki agar tak besar kepala serta nasihat pada kelompok puan agar tak menampilkan kekenesan belaka.

Park Bom memegang peranan penting di sini. Dia adalah lead vocalist sekaligus ikon suara 2NE1. Suara intan Bom melekat kuat dengan 2NE1. Jadi bisa dimengerti ketika Bom di-smash kasus lawas yang dihadirkan saat 2NE1 sedang memuncak memaksa 2NE1 memasuki masa dirisak kuldesak.
Park Bom [박봄] with Lee Chae-rin [이채린] (CL) Park Sandara [산다라] (Dara) of 2NE1.
Sebelum melakoni debut kariernya bersama 2NE1, Bom tinggal di USA dalam rentang waktu yang panjang. Dia berada di sana untuk melanjutkan sekolahnya di Gould Academy, Bethel, Maine, USA. Saat menjadi pelajar di sini, Bom sempat bermimpi menjadi seorang pemain sepak bola.

Bom juga mulai tenggelam dalam menikmati langgam dengan banyak mengisi waktunya ditemani lantunan suara kuat Mariah Carey. Hasrat kuat masih menggeliat saat menjalani masa belajar formalnya di program studi Psychology di Lesley University, Cambridge, Massachusetts, USA.

Hasrat menggeliat tersebut mendadak sirna sesaat setelah tragedi menimpa salah seorang sahabat intimnya. Kesempatan menyaksikan laga sepak bola yang melibatkan sahabat intim tersebut yang disambut bahagia justru berakhir duka.

Dalam laga tersebut, sahabat intim Bom menemui ajalnya. Hal ini membuat Bom sangat terkejut dan mengalami kesedihan mendalam. Hal ini pula yang membuatnya ‘banting impian’ untuk menjadi pelanggam.

Suasana duka yang terus menyelimuti keseharian Bom membuatnya berada dalam masa-masa diselimuti kabut jiwa. Bom bahkan harus menjalani psikoterapi dan pengobatan psikologis pada saat yang sama.

Agak ironis memang, lantaran dia justru kuliah pada program studi psikologi. Lebih ironis lagi, pengobatan psikologis tersebut belakangan menjadi semacam bumerang di kemudian hari.

Segala peristiwa dan suasana memiliki beragam rasa, paling tidak memiliki dua rasa yang sangat jauh berbeda. Bersamaan dengan suasana duka yang dirasa, Bom merasakan gairah tak biasa muncul dalam benaknya.
Park Bom [박봄] playing football.
Di balik peristiwa yang mendadak membuat Bom tak lagi terampil bermain sepak bola, keterampilan melanggam pun justru semakin mudah dielaborasinya. Hasrat kuat untuk menjadi pelanggam pun mulai merasuk jiwa.

Serupa dengan hal tersebut, hasrat kuat menjadi pelanggam pun tak mutlak segera memberikan kebahagiaan baginya. Hasrat kuat ini sempat dia sampaikan pada orangtua yang sayangnya tak mengijinkannya untuk berkarier di ranah musik. Padahal saudara kandung Bom, Park Go-eun [박고운], pun sudah menekuni ranah musik sejak masih berusia sembilan tahun.

Berbekal gairah tak biasa dan rasa trauma yang masih ada, Bom diam-diam pindah kuliah ke Berklee College of Music, Boston, Massachusetts, USA, untuk mengelaborasi hasratnya seputar musik.

Bom sebenarnya diam-diam pindah ke perguruan tinggi ini tanpa sepengetahuan orangtua, walakin sang bibi memberikan dorongan penuh pada pecandu jagung ini. Selepas menjalani belajarnya di Berklee College of Music, Bom memilih kembali ke tanah kelahirannya, Korea Selatan, untuk menekuni karier sebagai musikus dari sana.

Bom memilih YG Entertainment sebagai agensi yang kelak menaunginya. Hanya saja, bakat hebat berpadu hasrat kuat belum cukup bagi Bom untuk diterima agensi yang dipimpin oleh Yang Hyun-suk [양현석] ini. Penolakan harus rela didapat olehnya saat mengikuti audisi tahun 2003 & 2004.

Penolakan tak menghentikan langkahnya dengan kembali mengikuti audisi untuk kali ketiga. Gairah tak biasa diberikan oleh Bom sejak berhasil mengukuhkan dirinya menjadi peringkat pertama dari ribuan peserta. Alhasil, dia pun berhasil membuka secercah harapan untuk mewujudkan impian berkarier di industri hiburan sejak 2005.

Bom diberi anugerah suara indah. Anugerah ini terus diasah dengan kegemarannya dalam berlanggam. Anugerah yang terus diasah menemukan jalan setelah dia bergabung dengan YG Entertainment.
Park Bom [박봄] training in YG Entertainment.
YG Entertainment memberikan kesempatan pada Bom untuk unjuk kebolehan dalam berlanggam. Bahkan belakangan Bom merasakan sentuhan YG Entertainment yang turut membantu dan memberikan dukungan padanya pada masa-masa kelam.

Mulanya Bom hendak diperkenalkan sebagai brand solo. Namun hal ini urung dilakukan setelah agensi memutuskan Bom masuk sebagai punggawa 2NE1. Dalam kelompok ini, suara kuat Bom berpadu dengan suara bertempo cepat dari Lee Chae-rin [이채린] (CL) serta suara lembut Park Sandara [박산다라] (Dara).

Meski begitu, Bom mendapat kesempatan untuk tampil seorangan sesudah berpeluh menyelesaikan serentetan pekerjaan mempromosikan brand 2NE1. Kesempatan ini diwujudkan dengan merilis You and I dan Don’t Cry. Melalui dua langgam ini, Bom sanggup keluar dari bayang-bayang tanpa membayangi brand 2NE1.

Bom sempat tampil bertandem dengan pelanggam lainnya beberapa bulan sebelum 2NE1 kembali merilis album penuh Crush. Dia urun suara dengan Lee Ha-yi [이하이] (Lee Hi) dalam melantunkan All I Want for Christmas is You milik Mariah Carey.

Bom memang sangat menggandrungi Carey. Berkesempatan melantunkan secara resmi karya panutan adalah satu peristiwa yang layak dikenang. Terlebih Bom dan Hi tak melantunkan persis seperti versi Carey.

Aransir ulang yang dilakukan membikin keduanya bisa saling melengkapi tanpa saling membayangi. Langgam yang mulanya bernuansa ceria dalam kebersamaan berubah dengan memiliki suasana rindu dalam kesendirian.

Ketika dilantunkan Carey, terdapat rasa bahwa perayaan yang identik dengan peristiwa keagamaan bisa dilakukan dengan penuh kegembiraan. Sementara ketika dilantunkan duet puan Aries dan Libra, terdapat semangat dalam menjadikan momentum sakral tetaplah sakral.
Park Bom [박봄] Home.
Pesona Bom membuatnya mendapatkan ketenaran istimewa. Walau demikian, hal ini tak lantas membuatnya melupakan kebersamaan dengan sahabatnya. Dia tetap melantan ikatan dengan liyan serta memiliki kebiasaan mengabadikan segala peristiwa bermakna baginya.

Bom rajin menyambangi orang-orang yang memiliki ikatan batin dengannya. Bahkan saat orang tersebut sudah berpindah alam, dia rajin menyambangi ke makam. Pesona yang membuatnya digemari, dicintai, bahkan digilai tetap disertai sikap rendah hati.

Pujian dan sanjungan tak membuatnya melayang sepertihalnya hinaan dan cacian tak membuatnya tumbang. Bom hanya berusaha mementaskan kesehariannya selaras dengan nurani. Pementasan yang ada kalanya dipuji serta ada saatnya dicaci ini hanyalah sebagai usahanya agar dirinya tak dianggap beda oleh manusia lainnya.

Bom memahami, sebagai seorang penghibur yang memiliki penggemar, segala hal terkait dirinya menjadi sorotan. Walakin dia acuh saja tak berusaha menjaga jarak dengan lingkungan. Bom juga mengerti, dia hanyalah sosok berperasaan dengan penampilan menawan yang membaur dalam lingkungan seperti manusia lainnya.

Ketenaran yang didapatkan juga tak membuat Bom melupakan keluarga tercinta. Dia sangat mencintai orangtua yang pernah melarangnya berkarier di industri hiburan musik. Bahkan sesudah Bom membuktikan bahwa dia bisa mewujudkan impiannya ini.

Hubungan erat dengan saudara kandungnya, Park Go-eun, pun tetap terawat. Go Eun adalah kakak kandung Bom. Puan yang memiliki hasrat kuat bermain cello ini mulai rajin memainkan cello pada usia 9 tahun.

Ketekunan Go Eun dikukuhkan dengan dua gelar akademis yang diterima dari The Peabody Institute of the Johns Hopkins University (JHU), Baltimore (kampus utama), Maryland, USA. Puan kelahiran 16 Oktober 1980 ini kemudian menjadi pemain cello dengan ikut serta dalam berbagai pagelaran seni.

Beberapa apresiasi seni pernah diterimanya, seperti Yale Gordon String Competition (2006) dan Peabody’s Proud Student of The Year (2006). Go Eun juga sudah mengukir sejarah sebagai siswa termuda yang diterima oleh University of Music and Performing Arts, Vienna, Austria, sepanjang 650 sejarah berdirinya perguruan tinggi ini.
Baby Park Bom [박봄] with young Park Go-eun [박고운].
Bom dan Go Eun memiliki interaksi intim. Keduanya tak sebatas keluarga kandung, walakin juga bisa bersahabat erat. Mereka juga saling mengapresiasi talenta dan karier masing-masing sembari memberikan kritik ketika dirasa ada yang kurang baik.

Bom sempat dibikin terkesan oleh kakaknya ketika Go Eun melantunkan You and I dengan cellonya. Hal ini memberikan gairah tak biasa pada Bom untuk bisa berkesempatan tampil bersama memadukan dua talenta yang berbeda. Beruntung, YG Entertainment dan Go Eun sepakat untuk mewujudkan harapan Bom ini.

Di tengah kesibukan kariernya, Go Eun menyempatkan diri untuk ikut serta mengikuti serangkaian proses persiapan menjelang konser pertama 2NE1. Dia mempersiapkan penampilan bersama adiknya dengan sangat matang. Keberhasilan Go Eun dalam menggelar konser solo cellonya memberikan nilai tambah dalam pagelaran ini. Terutama bagi Bom, yang merasa sangat istimewa.

Keterampilan istimewa dalam memainkan cello serta karakter hangat yang terpancar dari jiwanya berpadu manis dengan Bom dalam melantunkan bersama dua langgam Bom, You and I dan Don’t Cry. Dengan menggesek cellonya, Go Eun berpadu apik dengan Bom yang meneriakkan suara istimewanya.

Park Bom [박봄] in Nolza with Park Go-eun [박고운].
Keikutsertaan perpaduan kakak-adik dalam bagian konser bertajuk 2NE1 1st Live Concert (Nolza!) yang diselenggarakan di Olympic Park, Seoul, Korea Selatan pada 28 Agustus 2011 ini membikin penampilan mereka menjadi antik.
 
Sementara Go Eun ikut serta memperkaya acaranya Bom, Bom pun tak mau kalah. Belakangan dia mendapat kesempatan untuk ikut serta memperkaya acara kakaknya tersebut.

Go Eun saat itu sedang menggelar konser bertajuk Rakhmaninov and Last Romanticist pada 06 Februari 2014 di Olympus Hall, Seoul, Korea Selatan. Konser ini sedianya merupakan konser perpaduan Park Go Eun yang memainkan cello dengan Park Jin-woo yang memainkan piano. Walakin Go Eun ingin membuat suasana menjadi lebih istimewa dengan ikut serta mengajak adiknya tampil bersama.

Ditengah kesibukan menyelesaikan penggarapan album Crush dan persiapan tampil dalam konser All or Nothing, Bom menyempatkan waktunya untuk menghadiri ajakan Go Eun. Dara, sahabat intim Bom juga ikut serta menyaksikan peristiwa berharga sahabatnya ini.

“Actually, I caught a cold. My voice wasn’t so good, right? Anyway, I want to congratulate my unni.” ungkap Bom sesudah pagelaran dipentaskan.

Peristiwa mengesankan rasa yang tertuang untuk terus terkenang. Walau sesudah itu, Bom harus rela memasuki masa-masa break hard sesudah dia dirisak riak kuldesak. Kasus obat terlarang yang menerjang Bom, membikin kariernya yang sedang memuncak, harus berhenti mendadak.

Park Bom tetaplah Park Bom, yang terus melangkah tanpa bisa dituturkan melalui kata dan aksara sepenuhnya. Karena wanita memang sulit dimengerti.

“From the outside, I seem happy a lot. But, I'm human and it's not possible to always be happy.” — The One and Only Lovely Park Bom.

B.Sb.Lg.110250.38.121116.07:51
Park Bom [박봄] with Family.