— immortal love soul
Tingkat
keterkenalan Gujarat dibanding wilayah lain di India saat ini memang cenderung
lemah. Tidak seterkenal Bollywood dengan brand
industri hiburan. Walau begitu, peran Gujarat bagi India tak bisa dipandang
sebelah mata. Gujarat tercatat sebagai salah satu wilayah di India dengan
tingkat kemakmuran yang bagus. Pembangunan kompleks industri berskala besar
dilakukan selaras dengan pengembangan industri kerajinan tangan berskala kecil.
Jauh sebelum hal ini terjadi, Gujarat sudah dikenal sebagai pemasok imigran di
beragam penjuru, termasuk di Jawi
(Nusantara).
Pasokan
imigran Gujarat bermukim di lingkungan baru bukan sekedar meramaikan walakin
ikut serta memperkaya lingkungan. Salah satu pasokan imigran Gujarat adalah
Farrokh Bulsara, penghibur yang dikenal dengan Freddie Mercury. Bulsara,
sandang nama keluarga yang diemban Farrokh, diambil dari nama pemukiman di
pesisir selatan Gujarat, Bulsar. Bulsar yang juga dikenal dengan nama Valsad
menjadi lingkungan tempat bermukim keturunan Persia.
Penindasan
atas nama agama yang terjadi pada abad 9 M memaksa sekerumunan orang mengungsi
dari Persia ke Gujarat. Rasa aman dan nyaman membikin mereka memilih tinggal
lama sepanjang masa di sini. Rasa sama menjadi titik temu jitu antara pendatang
abad 9 M dengan penghuni sebelumnya. Rasa sama yang membuat mereka saling
percaya sepanjang menjalani keseharian sebagai kerumunan yang padu. Pendatang
abad 9 M itupun diakui sebagai bagian tak terpisahkan dari khazanah India.
Farrokh yang
lahir di Kesultanan Zanzibar lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di tanah
leluhur alih-alih tanah kelahiran. Masa kecil Farrokh dilalui dengan usaha
penanaman nilai-nilai yang diyakini oleh leluhur mereka padanya. Mulai dari
bersikap sepenuh hati dalam melakukan segala hal, meyakini Penguasa-Pelantan
semesta alam, hingga keselarasan pikiran, ucapan, dan perbuatan. Farrokh
menghormati nilai-nilai yang diajarkan padanya sedari diri ini. Penghormatan
yang disertai kemauan untuk mementaskan sepanjang menggelinjang.
Sedari dini
juga laki kelahiran 05 September 1946 ini memiliki kegemaran berekspresi dengan
menyanyi dan memainkan alat musik. Keluarga mendorong Farrokh untuk menekuni
kegemaran ini dengan mengikutsertakannya pada les piano saat usianya tujuh
tahun. Setahun kemudian, Farrokh dikirim ke St. Peter’s School, Panchgani,
Maharashtra, bagian barat India. Sekolah yang dulu dikenal dengan European
Boys’ School ini merupakan lembaga pendirikan formal bersistem asrama dengan
seluruh pelajarnya berjenis kelamin laki.
Kegemaran
berekspresi melalui musik membuat Farrokh bermimpi menjadi seorang musikus. Dia
mulai berusaha mewujudkan impiannya dengan bergabung grup band yang dibentuk
bersama teman-temannya di St. Peter’s School. Bersama Derrick Branche, Bruce
Murray, Farang Irani, dan Victory Rana, mereka membentuk sebuah grup band
bernama The Hectics. Keadaan mereka sebagai pelajar St. Peter’s School memaksa
mereka tak diperkenankan menerima tawaran bermain di luar ijin dari sekolah.
Keterpaksaan
ini membikin The Hectics memberi kesempatan pada mereka untuk bisa memainkan
beragam warna musik, meski lebih senang memainkan musik rock and roll. Mereka
belum bisa menggubah karya sendiri dan hanya memainkan karya musikus lain,
seperti karya Cliff Richard dan Little Richard. Lata Mangeshkar kala itu mulai
menjadi penyanyi terkenal dengan pengaruh besar di negerinya. Walau begitu, The
Hectics lebih banyak mendengar dan memainkan kembali karya musikus-musikus
(musisi) Britania dan Amerika.
Gagasan awal
pembentukan The Hectics diberikan oleh Bruce Murray. Bruce Murray menggagas
pembentukan grup band ini atas dasar keisengan agar kelima laki dalam ikatan
persahabatan cinta yang tulus ini dikagumi puan. Keisengan yang didukung
lingkungan berhasil mencapai tujuan utama: dikagumi banyak puan. Dukungan
orangtua Bruce mewujud melalui gitar yang dibelikan untuknya. Guru di sekolah
mendukung mereka dengan meminjamkan piano sekolah dan membantu mengongkosi
pembelian drum. Kelima punggawa saling mendukung dengan iuran membeli bass.
Bagi The
Hectics, Farrokh adalah anugerah istimewa dengan impian yang melampui angan
keempat the battle-mate-nya. Bersama
The Hectics, Farrokh menjadi bintang dalam setiap pentas yang dilakukan dengan
menjalankan peran sebagai lead vocalist,
keyboardist, dan guitarist. Sementara itu, lead
guitarist diperankan oleh Derrick Branche, bassist oleh Farang Irani, dan drummer
oleh Victory Rana.
Keberadaan
Farrokh sangat disyukuri oleh mereka. Farrokh adalah playmaker dalam The Hectics yang sanggup mementaskan dirinya hingga
menjadi ikonik. Kelihaian Farrokh menggubah langgam azam dimulai dengan
kebiasaannya menyimak karya musik terkenal lalu mengutak-atik alunan nadanya.
Bruce Murray menjadi rekan Farrokh yang paling banyak membantunya menulis
lirik.
Kelihaian
ini berkelindan dengan keindahan suara Farrokh yang sanggup melantunkan langgam
beragam warna, mulai dari musik klasik hingga rock ’n’ roll. Selain menjadi
punggawa The Hectics, Farrokh juga menjadi punggawa kelompok musik klasik barat
di sekolahnya. Dalam kelompok ini, Farrokh dibiasakan melantunkan suara dengan
berpadu bersama dua rekannya pada tingkat nada berbeda.
Sayang The
Hectics hanya berumur pendek. Mereka hanya sanggup menggelinjang setengah windu
(1958–1962) tanpa diperpanjang. Kepindahan Farrokh dari Bulsar untuk kembali ke
Zanzibar menjadi salah satu pemicu grup ini bubar. Keempat punggawa melanjutkan
bicycle race mereka sendiri-sendiri.
Bruce
Murray, penggagas keisengan, mengelola The Music Centre di Bedford, Inggris.
Victory Rana menjadi tentara Nepal yang bertugas sebagai pemimpin pasukan
perdamaian di Siprus. Farrang Irani melanjutkan wiraswasta warung makan (bisnis
restoran) yang dari keluarganya dan mengembangkan usaha serupa di bandar udara.
Derrick Branche serupa dengan Farrokh dengan berkarier sebagai penghibur dengan
menjadi pemeran film di Britania.
Walau
berumur singkat, The Hectics menjani angan yang mewujud menjadi kenangan
melekat. Bagi Farrokh, pengalaman di The Hectics dan kelompok musik klasik
sekolah menjadi bagian dari pondasi Farrokh dalam membangun Queen beberapa
tahun kemudian. Melalui The Hectics juga Farroh terlatih untuk tak melayang
dengan sanjungan dan tak langsir dengan kata-kata nyinyir dari tukang pandir yang sirik tiada akhir. Satu sisi,
Farrokh menjadi bintang pentas nan cerdas. Satu sisi, giginya yang menonjol
menjadi pemantik risakan dari liyan.
Sejak dari
The Hectics juga Farrokh mulai memperkenalkan dirinya dengan Freddie. Sapaan
Buckie dari the battle-mate Farrokh
di The Hectics tak diterima Farrokh. Sebagai bentuk penolakan, Farrokh
memperkenalkan dirinya dengan sapaan Freddie. Usaha mengubah sapaan tak bisa
disebut berhasil, meski tak tepat disebut gagal. Sepanjang di Bulsar, Farrokh
melekat dengan sapaan Buckie dan Freddie sekaligus.
The Hectics
terpaksa ditinggalkan oleh Farrokh seiring keputusan keluarganya kembali ke tanah
kelahiran di Kesultanan Zanzibar pada Februari 1963. Sayang, keadaan lingkungan
memaksa Farrokh menikam jejak leluhurnya satu milenium silam. Gelora Revolusi
Zanzibar yang memuncak pada 12 Januari 1964 memantik kekacauan lingkungan.
Keturunan Arab, Persia, dan India banyak menjadi sasaran pembunuhan.
Keadaan
demikian memaksa keluarga Farrokh mengamankan diri mereka dengan meninggalkan
Zanzibar. Bersama Boni (ayah), Jer (bunda), dan Kashmira (adik), Farrokh pindah
ke Kesultanan Britania Raya. keluarganya pindah ke sebuah rumah kecil dengan
empat kamar di 22 Gladstone Avenue, Feltham, Middlesex, Inggris. Sebagai
pemukim baru, keluarga ini merasakan kesulitan penyesuaian lingkungan. Namun
Farrokh bisa berkembang dengan laras dan pantas.
Kepindahan
ke Kesultanan Britania Raya ditindaklanjuti dengan belajar formalnya. Farrokh
didaftarkan ke Isleworth Polytechnic (kini West Thames College) untuk belajar
seni. Belajar formalnya dilanjutkan di Ealing Art College (kini bagian
University of West London) hingga memperoleh ijazah seni dan desain grafis.
Seperti umumnya orangtua, Boni dan Jer berharap keterampilan yang disertai
ijazah formal menjadi jalan buah hatinya untuk mendapat pekerjaan tetap.
Sebagian besar keluarga mereka bekerja sebagai pengacara atau akuntan.
Boni,
ayahnya, adalah pekerja akuntan. Hanya saja Farrokh merasa dirinya tak cukup
pintar untuk bekerja seperti itu. Sebagai gantinya, Farrokh bersikeras untuk
menjadi musikus. Orangtua mereka mulanya biasa saja menanggapinya. Mereka
menganggap keinginan ini hanyalah bagian dari langkah pertumbuhan yang bisa
hilang seiring waktu berjalan. Namun perlahan malar keduanya memahami bahwa
musik adalah panggilan nurani Farrokh yang tak bisa dihilangkan bahkan dengan
paksaaan.
Jer, bunda
sekaligus orang terintimnya, sempat merasa sedih akan hal ini. Dia sempat
merasa ijazah yang diperoleh putranya tak berguna. Jer lebih sedih lagi setelah
Farrokh memutuskan pindah tempat tinggal meninggal rumah orangtua untuk bisa
mengelaborasi keterampilan bermusik. Kebiasaan menyanyi dan memainkan alat
musik saat itu meresahkan tetangga dekat mereka hingga Farrokh memaksa memilih
pindah. Walau ada rasa sedih, Jer memahami keputusan memilih putranya. Kedua
orangtua tak keberatan dengan pilihan yang diambil putranya hingga mudah
merestuinya segera.
Hubungan
Farrokh dan Jer, seperti umumnya anak laki dan ibu, sangat intim. Kepindahan
Farrokh ke Kensington tak disertai keinginannya untuk berpisah. Saat waktu
luang datang, Farrokh rutin berkunjung ke rumah keluarganya. Melepas rindu
pendera kalbu melalui obrolan dalam perjumpaan dengan ditemani masakan bunda
dan cemilan. Daging giling manis dan asam masakan bunda serta biskuit keju
merupakan sajian paling disuka Farrokh. Saat dirinya mulai dikenal sebagai
penghibur, Farrokh pernah meminta bundanya memasakkan sajian tersebut untuk
makan malam bersama beberapa orang.
Kebersamaan
dengan keluarga menjadi pelepas rindu Farrokh untuk mementaskan dirinya sebagai
manusia biasa saat dia mulai dikenal luas sebagai penghibur. Farrokh dengan tegas
memisahkan urusan profesional dengan urusan personal. Sebagai anak, Farrokh
selalu berusaha membahagiakan dan membanggakan orangtuanya. Dia sering
membelikan cenderamata untuk hiasan di rumah, mengajak orangtua menemaninya
bekerja di studio rekaman, hingga menyiapkan acara istimewa untuk bunda.
Rasa sayang
Farrokh sempat membuatnya terlibat keributan dengan Jer. Satu waktu, saat
Farrokh mengadakan makan-makan untuk sang bunda, Jer berinisiatif membantu
mempersiapkan makanan di dapur. Namun Farrokh meradang dan bersikeras agar Jer
duduk manis saja dengan santai menikmati acara itu. Sebagai musikus, Farrokh
mengabadikan bundanya melalui langgam azam bertajuk Bohemian Rhapsody yang dirilis sebagai langgam tunggal pada 31
Oktober 1975.
Keintiman
hubungan Farrokh dan bunda membuatnya ingin memperkenalkan Mary Austin, one time girlfriend dan long time close friend Farrokh, pada
sang bunda. Sebagai penghibuur mapan, Farrokh memang memiliki banyak penggemar
yang saling mencintai dengannya. Walau begitu, sebagai manusia biasa, Farrokh
memiliki rasa cinta individual pada seseorang. Mary Austin sendiri merupakan
satu-satunya orang yang dicintainya.
Rasa cinta
tersebut diabadikan olehnya melalui Love
of My Life. Bersama Bohemian Rhapsody,
Love of My Life menjadi pengisi album
A Night at the Opera yang dirlis pada
21 November 1975. A Night at the Opera
kerap disebut sebagai album immortal
dari Queen dengan dua langgam tersebut menjadi karya ikonik nan antik. Paduan
kecerdasan, ketulusan, kegembiraan, dan keberuntungan adalah hal penting yang
tak patut dilupakan.
Mary Austin
patut mendapat karya agung ini. Dia orang yang sanggup menarik rasa cinta orang
besar namun tak pernah menggunakan kesanggupannya untuk berbuat semaunya.
Selain dekat dengan Farrokh, Mary malah lebih dulu menjalin persahabatan dengan
Roger Taylor dan Brian May, dua the
battle-mate Farrokh di Queen. Sebelum Farrokh menjadi orang besar, Mary
membantu Farrokh jualan pakaian bekas di pasar Kensington, London. Selain
jualan pakaian bekas, Farrokh juga sempat bekerja di bandara Heathrow.
Perjuangan mewujudkan
impian menjadi penyanyi dimulai dengan bergabung beberapa grup band. Ibex, grup
band asal Liverpool, Merseyside, Inggris, menjadi pelabuhan awal. Grup ini
dibentuk pada 1969, nyaris bersamaan dengan Brian May dan Roger Taylor yang
sudah membentuk Smile bersama Tim Staffel. Ibex terdiri dari lima punggawa
seperti The Hectics: Mike Bersin (lead
guitarist), Mick Smith (drummer),
John 'Tupp' Taylor (bassist), Harry
Hamilton (lead vocalist), dan Farroh (keyboardist dan co-vocalist). Saat bersama Ibex, Farrokh sempat tinggal di sebuah
flat di Liverpool, The Dovedale Towers.
Umur Ibex
lebih singkat ketimbang The Hectics. Band ini sempat mengubah namanya menjadi
Wreckage pada Oktober 1969, namun mendadak bubar pada November 1969. Walau begitu, melalui Ibex lah Farrokh untuk
kali pertama unjuk penampilan bersama Brian May dan Roger Taylor yang saat itu
bersama Smile. Ibex dan Smile tampil bersama pada 09 September 1969 dalam
pentas di The Sink, Liverpool.
Kegagalan
melanjutkan unjuk pementasan bersama Ibex membuat Farrokh bergabung dengan Sour
Milk Sea pada Februari 1970. Sour Milk Sea merupakan grup band yang dibentuk
dengan nama Tomato City pada pertengahan 1969 oleh empat pelajar St. Edward's
School: Chris Dummett (lead guitarist
dan vocalist), Jeremy Gallop (rhythm guitarist), Paul Miline (bassist), dan Boris Peter
Bransby-Williams (drummer). Sayang
Boris Williams tak lama bertahan bersama Tomato City.
Seiring
kepergian Boris Williams, ketiga pendiri yang tersisa kemudian berpadu dengan
tiga dua punggawa baru: Robert Tyrell (drummer)
dan Farrokh (keyboardist dan lead vocalist). Nahas, bergabungnya
Farrokh dalam band ini justru memicu riak pemaksa kuldesak yang dialami mereka.
Perdebatan Gallop dan Farokh terkait warna karya musik mereka menjadi
pemicunya. Terlebih persahabatan intim Farrokh dan Dummett memancing rasa tak
suka dari Gallop.
Perdebatan
tak terseleisakan memaksa Sour Milk Sea bubar barisan beberapa pekan kemudian.
Saat-saat terakhir dengan Sour Milk Sea, Farrokh sempat bermain bersama Dummett
Imperial Lecture Theatre. Keduanya bermain di tempat tersebut bersama John
Deacon, anak ajaib yang kelak bersama Farrokh, May, dan Roger memperjuangkan Queen.
Walau Deacon bergabung dengan ketiga pendiri Queen ini belakangan.
B.Sn.Wg.231249.37.250916.22:03