Maria


— not the next anyone, just somene special
 
Maria — not the next anyone, just somene special: Ekspresi kegembiraan Maria saat mengalah kan Sara Errani dalam final French Open, 09 Juni 2012.; Maria Yuryevna Sharapova; Мари́я Ю́рьевна Шара́пова; Maria Sharapova; Мари́я Шара́пова; Maria; Yuryevna; Sharapova; Мари́я; Ю́рьевна; Шара́пова; Russian; Russia; Antique; Divine; Incredible; Beyond; Basyar; Insan; Naas; Aries; Equinox; Azaleeaa; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; RM Adhila; Alobatnic; Alobatnic and The Battle-Mate; Pelantan; The G.O.A.T; Great of All Time; Not the Next Anyone; The Dearest One;
Ekspresi kegembiraan Maria saat mengalah kan Sara Errani dalam final French Open, 09 Juni 2012.
Kabar mengejutkan dua pekan jelang Vernal Equinox terkenang sebagai setitik lara dalam sukma. 07 Maret 2016, Maria dinyatakan gagal dalam tes obat di Australia Open 2016 karena ditemukan zat meldonium di dalam sampel dari hasil pemeriksaannya pada 26 Januari 2016. Hal ini membuatnya diskors sementara dari keikutsertaan di turnamen tenis oleh ITF (organisasi tenis internasional). Menyesakkan dan mengecewakan memang.

Terlepas dari kontroversi meldonium, rekam jejak kisah cinta Maria dengan raketnya tak dimungkiri sangat menakjubkan. Saat dirinya undur diri, entah sejenak atau selamanya, penggemar tak henti menyampaikan simpati, empati, bahkan kerinduan padanya. Rindu akan gelinjangannya saat kembali memegang raket, merengkuh juara untuk kesekian kalinya, menebarkan senyum manisnya.

Maria Yuryevna Sharapova [Мари́я Ю́рьевна Шара́пова] lahir pada 19 April 1987, di Nyagan, Siberia, Rusia, dari pasangan Yuri Sharapov and Yelena Sharapova. Ketika usianya baru 2 tahun, dia bersama keluarga pindah ke Sochi, Krasnodar Krai, Rusia. Di tempat baru ini ayahnya berteman dengan Aleksandr Kafelnikov, ayah dari Yevgeny Aleksandrovich Kafelnikov petenis asal Rusia yang menorehkan sejarah sebagai pemenang dua gelar Grand Slam serta menjadi petenis pertama asal Russia yang menempati peringkat pertama dunia.

Ketika gadis manis ini berusia 4 tahun, dia diberi raket oleh Aleksandr. Raket tersebut membuatnya mulai menggemari tenis. Dengan ditemani ayahnya, Maria rajin bermain tenis di sebuah taman lokal di Sochi. Tanpa pernah berhenti, Maria menekuni tenis hingga akhirnya mulai ikut serta dalam kejuaraan internasional pada usia 14 tahun. “I hit my first tennis ball on this court when I was 4 years old, so it definitely holds a special place in my heart,” ungkapnya beberapa hari jelang Olimpiade musim dingin di Sochi, tempat bersejarah baginya, tempat perjuangan mewujudkan impian bermula.

Maria kemudian dilatih lebih disiplin oleh Yuri Yutkin yang merupakan pelatih kawakan Rusia. Yutkin langsung terpukau ketika menyaksikan Maria bermain. Maria apik dalam mengolah informasi yang diperoleh dari pandangannya untuk menyelaraskan gerakan tangan dan matanya. Yutkin takjub dengan keselarasan tangan dan mata Maria yang menurutnya sungguh luar biasa.

Ketekunan Maria pada tenis kian tampak. ketika menginjak usia 6 tahun, dia menghadiri tennis clinic di Moscow yang menghadirkan Martina Navrátilová. Petenis yang berkarier sejak 1975 ini menyarankan pada Maria agar mengikuti pelatihan profesional di IMG Acedemy di Bradenton, Florida, Amerika Serikat. Akademi ini sendiri telah melatih petenis terkenal lainnya seperti Andre Kirk Agassi, Monica Seles, dan Anna Sergeyevna Kournikova.

Maria menyampaikan saran Navrátilová kepada ayahnya. Walau saat itu kondisi keuangan keluarganya pas-pasan, ayahnya tetap berusaha mewujudkan impian tersebut. Sang ayah nekat meminjam sejumlah uang untuk bisa berangkat dan hidup beberapa saat di Amerika Serikat. Maria kemudian pergi ke Amerika Serikat pada tahun 1994. dia hanya bersama ayahnya yang lucunya tak ada satupun dari kedunya bisa berbahasa Inggris.

Cukup gila memang, dan yang tak kalah gila adalah uang saku mereka hanya US$700 saja. Guna bisa bertahan hidup di tanah rantau, ayah Maria, Yuri Sharapov, melakukan pekerjaan apapun walau dengan upah rendah, seperti bekerja sebagai pencuci piring. Hal ini terus dilakukan oleh Yuri Sharapov sambil menanti Maria bisa diterima masuk di IMG Academy, yang artinya bisa dia tinggal sendiri di tanah rantau.

Sebelum masuk ke IMG Academy, Maria mengikuti pelatihan tenis di Rick Macci Tennis Academy pada tahun 1995, yang dilatih langsung oleh Rick Macci. Tahun tersebut merupakan tahun debut Anna Kournikova, sesama petenis Rusia yang dididik di IMG Academy. Walau sebelumnya berlatih dengan Rick Macci, Maria justru tak pernah berjumpa dengannya lagi sesudah dia masuk IMG Academy. Di IMG Academy, Maria harus membayar $ 35.000 untuk program latihan sekaligus tinggal di akademi. Ayahnya pun bisa kembali ke tanah airnya, untuk hidup terpisah dalam ruang dengan anaknya.

Tangga pertama Maria dalam kejuaraan tenis dimulai pada November 2000. Dia ikut serta dalam kejuaraan bergengsi Eddie Herr International Junior Tennis. Turnamen ini mulai diselenggarakan sejak 1987 atas prakarsa Glenn Feldman, cucu Eddie Herr. Glenn memprakarsai turnamen ini sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi kakeknya yang tak diragukan lagi kepada para petenis junior. Eddie Herr bahkan dijuluki sebagai ‘bapaknya petenis junior’. Kejuaraan ini sekarang menjadi kejuaraan paling diminati oleh pemain junior dari berbagai penjuru dunia.

Agar bisa ikut serta dalam kejuaraan yang berlangsung di Eddie Herr International Bollettieri Sports Academy Bradenton, Florida, Amerika Serikat, seluruh peminat harus mendaftarkan dirinya sebelum 02 Oktober 2000 dan pesertanya akan diumumkan pada 06 November 2000. Terdapat empat kelas yang dibuka: 12, 14, 16, dan 18 tahun. Kelas 12 tahun langsung dibuka dengan babak utama yang dilangsungkan pada 25-30 November 2000. Sedangkan tiga kelas lainnya dimulai dari babak kualifikasi pada 24-26 November 2000 dan baru masuk babak utama pada 27 November-03 Desember 2000.

Saat mengikuti kejuaraan ini, Maria baru menginjak usia 13 tahun 7 bulan. Dia masih bisa diterima berlaga di kelas 14 tahun. Namun Maria justru mendaftarkan dirinya sebagai peserta di kelas 16 tahun. Hebatnya, dia berhasil merengkuh gelar juara di kelas tersebut. Gelar juara di kelas yang lain ternyata juga diraih oleh petenis yang berasal dari Rusia, Katia Afinogenova di kelas 14 tahun, dan Alisa Kleybanova di kelas 12 tahun.

Petenis Rusia saat itu menguasai kejuaraan cabang putri. Hanya di kelas 18 tahun gelar juara harus jatuh pada petenis negeri lain, Edina Gallovits, petenis asal Rumania. Maria, dengan usianya yang masih belia untuk berlaga di kelasnya mendapat gelar tambahan berupa Rising Star Award. Gelar yang hanya diterima oleh beberapa peserta dengan persyaratan tertentu.

Sesudah usianya genap 14 tahun pada 19 April 2001, Maria melakukan ‘salto’ karier dengan mengikuti kejuaraan tingkat senior (profesional). dia mengikuti kejuaraan $75,000 Bradenton. Kejuaraan tersebut diselenggarakan di Bradenton, Amerika Serikat pada 23-29 April 2001. Pertarungan di arena outdoor tanah liat ini memperebutkan hadiah sejumlah $75,000. Kelas tunggal dan ganda dibuka pada kejuaraan ini, namun Maria hanya berlaga di kelas tunggal.

Sayangnya langkah Maria langsung terhenti pada laga pertama di babak 32 besar oleh Karin Miller. Setelah sempat menang dalam pertarungan alot di set pertama dengan angka 7-6 (2), Maria gagal mempertahankan keunggulan. dia dihempaskan Karin di dua set berikutnya dengan angka sama, 6-4. Ini adalah satu-satunya pertemuan Maria dan Karin sepanjang karier keduanya dan $75,000 Bradenton pun menjadi satu-satunya kejuaraan senior yang dia ikuti di tahun 2001.

Sambil merangkak di turnamen senior, Maria juga ikut serta dalam turnamen junior lantaran masih belum saatnya dia melaju hingga tangga juara jika bermain di turnamen senior. Dia pun tahu diri, ngoyo bermain di turnamen senior saja justru akan mengurangi jam terbangnya. Dia tak mau kehilangan kesempatan mengasah permainan, tak peduli tingkat senior atau bukan.

Kejuaraan Ex Pilsen menjadi ajang pertamanya di tingkat junior. Kejuaraan ini diselenggarakan di arena outdoor tanah liat TK Slavia Pilsner Urquell, Plzen, Republik Ceko, pada 23 Juli - 24 Juli 2001. Cabang tunggal dan ganda dibuka pada kejuaraan dengan Grade 3 ini: Grade A untuk kejuaraan Grand Slam dan lima kejuaraan lainnya (Abierto Juvenil Mexicano, Copa Gerdau, Italian Open, Osaka Mayor's Cup and Orange Bowl), Grades 1-5, dan Grade B (kejuaraan regional). Maria hanya turun di cabang tunggal pada kejuaraan ini.

Langkahnya dimulai sejak babak kualifikasi. Tiga laga dalam babak kualifikasi berhasil dia sapu bersih. Mengalahkan Eliska Krausova (6-0; 6-1) pada kualifikasi ketiga, Vendula Vystrkova (6-0; 6-1) pada kualifikasi kedua, dan Mia Kurek (7-5; 7-5) pada kualifikasi pertama. Tak sampai di sini saja, laju Maria di babak utama pun tak terbendung. Lima petenis berhasil dia hempaskan sejak 32 besar hingga final. Mulai dari Sandra Zahlavova (6-2; 6-3), Eva Hrdinova (6-4; 6-4), Michaela Michalkova (6-0; 4-1 –dihentikan setelah Michaela cedera), Ema Janaskova (6-2; 6-1), hingga Aurelija Miseviciute (6-1; 6-1). Kemenangan atas Aurelija Miseviciute menobatkan Maria sebagai juara.

Empat kejuaraan Grand Slam tingkat junior mulai diikuti Maria. Mulai dari US Open pada tahun 2001. Sesudah menang di babak 64 besar, dia harus rela langkahnya terhenti di babak 32 besar. Kegagalan di US Open tak menyirnakan semangatnya. Maria bangkit di Grand Slam selanjutnya, Australia Open, yang diikuti pada tahun 2002. Walau lajunya tak sanggup dihentikan lawan hingga melenggang ke final, Maria harus menerima kenyataan gagal meraih juara.

Di final yang mempertemukan dua gadis Aries ini Maria harus mengakui keunggulan Barbora Strýcová. Maria takluk dua set langsung (6-0, 7-5). Dia harus lapang dada menyaksikan petenis yang 1 tahun 22 hari lebih tua darinya dinobatkan sebagai juara. Walau gagal menobatkan dirinya menjadi juara, Maria memperoleh gelar hiburan sebagai finalis termuda sepanjang masa karena saat bermain di final tersebut usia Maria baru 14 tahun 9 bulan.

Maria kembali ikut serta dalam kejuaraan Grand Slam tingkat junior di French Open. Setelah hanya melaju hingga babak 32 besar di US Open, berhasil menjadi finalis di Australia Open, Maria justru tersungkur di babak 16 besar. dia hanya berhasil menang dua kali saja, di babak 64 dan 32 besar. Lebih baik ketimbang prestasinya di US Open 2001, namun tak menyamai pencapaiannya Australia Open 2002. Penampilannya kalah cemerlang ketimbang petenis Indonesia, Angelique Widjaja, yang menjuarai turnamen ini. Angelique Widjaja dinobatkan sebagai juara setelah berhasil mengatasi perlawanan ketat Ashley Harkleroad (3-6, 6-1, 6-4).

Kejuaraan Grand Slam tingkat junior terakhir yang diikuti Maria adalah Wimbledon. Ini sekaligus menjadi laga pamungkasnya di tingkat junior. Terus menggerus lawan dari babak 64 besar hingga final, Maria mengulangi nasibnya di Australia Open. Maria sempat unggul 6-4 di set pertama saat berhadapan dengan sesama petenis Rusia, Vera Yevgenyevna Dushevina. Sial, dua set berikutnya dia gagal memberikan perlawanan hingga dipaksa menyerah 6-1 dan 6-2. Petenis berzodiak Aries ini pun harus gigit jari menyaksikan gadis Libra menerima cakram juara.

Sebagai tambahan, saat Maria masih berjibaku di tingkat junior, Williams bersaudara sudah berkuasa di Wimbledon. Pasangan Venus dan Serena berhasil mengandaskan Virginia Ruano Pascual dan Paola Suárez di final dua set langsung, 6-2 dan 7-5. Sementara di tunggal, Venus dan Serena saling menghantam. Sang adik, Serena, berhasil menggagalkan upaya mbakyu Venus meraih hat-trick di Wimbledon setelah dua musim sebelumnya berhasil menjadi juara. Serena sendiri berhasil mengulangi keberhasilannya meraih juara musim selanjutnya. Sayang Serena pun gagal menorehkan hat-trick di Wimbledon sesudah menyerah di tangan Maria pada 2004.

Tahun 2002 juga menjadi debut Maria ikut serta dalam ajang kejuaraan WTA dengan ikut serta dalam turnamen Pacific Life Open, di Indian Wells tahun 2002. Dia bermain sejak babak pertama di bagian keenam. Setelah berhasil mengalahkan Aubrie ‘Brie’ Rippner tiga set (5-7, 6-1, 6-2), Maria berhasil lolos ke babak kedua. Sayang di babak kedua dia menyerah mudah di tangan unggulan keempat Monica Seles dua set langsung (6-0, 6-2). Dalam turnamen tersebut, Daniela Hantuchová yang memulai turnamen sebagai unggulan kedelapanbelas berhasil merengkuh gelar juara.

Selain turun di cabang tunggal, Maria juga melakoni debut di cabang ganda. Bertandem dengan Gisela Dulko, keduanya berhasil mengandaskan perjuangan pasangan Magdalena Maleeva dan Asa Svensson melalui pertandingan alot tiga set (6-3; 3-6; 6-4). Sayang laju mereka terhenti di babak 32 besar oleh pasangan Daniela Hantuchová dan Arantxa Sanchez Vicario. Cukup dua set (5-7; 3-6) diperlukan Hantuchová–Arantxa untuk menyingkirkan Maria-Gisela.

Selama berkarier di tingkat junior, Maria berhasil membukukan 47 kemenangan dari 56 pertandingan yang dilakoninya. Tercatat dia ikut serta dalam 12 kejuaraan dengan tampil di delapan kali di pertandingan final. Sayang hanya tiga kali saja dia berhasil merengkuh gelar juara, di kejuaran Ex Pilsen serta Chanda Rubin American ITF Junior Circuit di California dan South Carolina. Hal ini membawanya menempati peringkat keenam pada 21 Oktober 2002, peringkat tertinggi yang pernah dia tempati sepanjang karier junior.

Sementara di tingkat senior cabang tunggal, Maria hanya sekali berlaga pada tahun 2001 yang berakhir kekalahan (0-1). Sedangkan di tahun 2002, di berhasil membukukan 28 kemenangan dari 33 laga yang dilakoninya. Ironisnya, 2 dari 5 kekalahan dideritanya di pertandingan final. Walau di cabang tunggal Maria berhasil membukukan catatan lumayan marem, di cabang ganda Maria justru melempem. Dia hanya berhasil melakoni tiga laga di cabang ganda putri: dua laga bersama Gisela Dulko ketika di Indian Wells (menang dan kalah masing-masing sekali) serta sekali bertandem dengan Maria Kirilenko yang hanya sekali berlaga (kalah).

Maria tercatat ikut serta dalam 10 kejuaraan senior sepanjang 2001 hingga 2002 dengan tampil lima kali di pertandingan final. Dari kelimanya, Maria terpaksa gagal menggenggam juara di kejuaraan $25,000 Frisco dan $50,000 Pittsburgh. Maria hanya bisa menobatkan juara di kejuaraan $10,000 Gunma, $25,000 Vancouver, dan $25,000 Peachtree City, GA. Hal ini membawanya menempati peringkat 186 pada klasemen akhir tahun 2002.

Peringkat 186 dibawanya sebagai modal untuk memantapkan dirinya meninggalkan tingkat junior dan menekuni tingkat senior mulai 2003. Maria sudah tak lagi berkiprah di tingkat junior saat usianya belum genap 16 tahun. Hingga akhir tahun 2002, selain keelokan parasnya, petenis yang menggemari fesyen, membaca, menari, dan mengoleksi perangko ini mulai dipandang kemampuannya.

B.Sl.Kl.241249.37.260916.22:38