Mamita Jupe


— menghibur dalam tangis
 
Jupe — menghibur dalam tangis Mamita Jupe ketika di Paris, 2004. [Dokumentasi pribadi Mamita]; The Azillion; All the Way; Life; Live; Love; Antique; Divine; Incredible; Beyond; Basyar; Insan; Naas; Ilah; Rabb; Yuli Rachmawati; Jupe; Julia Perez; Mamita; Jupenizer; Jupe Army; Penghibur; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Alobatnic; Alobatnic and The Battle-Mate; Battle-Mate; Pelantan; RM Adhila; Break Hard; Mazdik; Dik;
Mamita Jupe ketika di Paris, 2004. [Dokumentasi pribadi Mamita]
Di awal kemunculannya, Yuli Rachmawati yang biasa disapa Jupe banyak ditentang sana-sini. Bahkan lebih sadis daripada yang menimpa pesohor dengan kesintalan badan selainnya, seperti Sarah Azhari. Jupe bahkan harus menerima berbagai fitnah yang tak masuk akal seperti yang mengatakannya banci.

Nama Jupe memang mulai meroket ketika Sarah Azhari masih bersinar. Tak heran jika banyak situs yang memuat post tentang perbandingan mereka. Baru beberapa tahun kemudian Jupe dibandingkan dengan Dewi Persik (Depe), Aura Kasih, dan Syahrini.

Sekarang, ketika Yuli berdiri di hadapan popularitas, sanjung puja, serta kelimpahan materi, ada baiknya dikenang kembali masa lalunya yang penuh beragam cerita unik, lucu, dan tragis.

Tak disangka perempuan kelahiran Jakarta 15 Juli 1980 ini ternyata dikenal sebagai anak yang malas mandi dan bandel. Jupe kecil juga jauh dari kesan feminin dan tidak bersentuhan permainan anak puan pada umumnya. Jupe kecil lebih gemar bermain dan berkumpul dengan anak laki, seperti bermain sepak bola.

Jupe malas mandi karena sewaktu kecil kalau dia mau mandi harus memompa air sendiri dan dia adalah tipikal anak yang malas melakukannya. Selain itu, di pagi hari Jupe biasa bangun sekitar pukul 5 untuk momong –mengasuh- Erik, adiknya. Malah bisa-bisa ke sekolah pun kesiangan kalau mandi dulu.

Jupe juga dikenal sebagai anak yang nakal, sangat nakal. Sampai-sampai kepala Jupe pernah bocor akibat berantem dengan teman laki-lakinya. Jika melihat penampilannya sekarang, mungkin tidak ada yang percaya jika Jupe dulunya adalah puan yang sangat tomboi. Jupe suka berpakaian layaknya laki, bermain sepak bola, sepak takraw, kasti, gundu, layang-layang, dsb dst, dengan teman-temannya yang laki.

Wajar jika dirinya tidak pernah bermain dengan boneka, yang notabene identik dengan perempuan. Kebiasaan Jupe didukung oleh ayahnya. Dia pernah dihadiahi ayahnya sepatu sepak bola dan beberapa perlengkapan olah raga lain. Kebetulan ayah Jupe adalah pemain sepak bola.

Dengan memberi perlengkapan olah raga, sang ayah, Angkasa Jaya, secara tidak langsung berharap kelak Jupe bisa mengikuti jejaknya sebagai pemain sepak bola atau minimal atlit. Sayangnya didikan sang ayah ini juga membuat Jupe kecil sering memanjat pohon tetangga untuk memetik buah tanpa meminta ijin kepada pemiliknya.

Sang bunda, Sri Wulansih, sering dibuat pusing. Bagaimana tidak, setiap hari sang bunda harus menyuruhnya turun dari pohon. Karena selain mengambil buah Jupe juga sering menghabiskan waktunya di atas pohon. Bisa dimaklumi, kondisi ekonomi Jupe saat itu kurang menguntungkan.

Kebetulan di belakang rumahnya ada kebun milik tetangga yang biasa menjadi tempat nongkrong Jupe. Pada saat itu di atas pohon masih sering diberi sesajen. Jupe yang tahu akan hal ini memanfaatkannya untuk menghabiskan sesajen tersebut.

Dian Adi Ningsih, sahabat Jupe, pernah menuturkan Jupe pernah memiliki gaya rambut botak. Hal yang sangat tidak lazim bagi puan. Dian menganggap Jupe sedang stres.

Selain kemalasannya mengguyur tubuh dengan air, Jupe kecil juga pernah dikenal dengan keusilannya di lingkungan sekolah, sejak masih duduk di bangku sekolah SD 05 Cijantung. Sulung dari empat bersaudara ini di masa sekolahnya, dimasukkan ke Merpati Putih, sebuah perguruan pencak silat, karate, atau olah raga bela diri lainnya, oleh bundanya.

Pada akhirnya, atas dasar keisengan, Jupe berinisiatif membuat geng. Bersama gengnya, Jupe sering bolos sekolah bareng, nyontek ketika ujian. Geng Jupe yang hanya terdiri dari empat anggota dikenal sebagai gerombolan paling rese di kelas. Mereka sering melawan aturan sekolah, seperti memakai sepatu dan seragam yang tidak diperbolehkan oleh sekolah. Meski demikian, Jupe dikenal sebagai anak yang pandai bersosial dan suka membantu.

Sosok hitam manis ini pernah berada pada titik kritis dalam perjalanannya. Jupe pernah kabur dari rumah, putus dari sekolah ketika di SMP 217 Jakarta, dan mulai berkenalan dengan tempat hiburan malam. Hal ini disebabkan oleh prahara rumah tangga kedua orangtuanya. Sang ayah yang sering meninggalkan Jupe dan sang bunda untuk mengikuti kompetisi sepak bola akhirnya memutuskan ikatan pernikahannya dengan sang istri.

Jupe kabur dari rumah dan putus sekolah sekitar 3 bulan. Sang bunda yang terus mencari-cari Jupe akhirnya menemukan putrinya  di diskotik, yang langsung dihajarnya seketika saat bertemu. Ini adalah peristiwa yang menjadi momen Jupe untuk semakin yakin dengan kekuatan doa.

Jupe yang sudah tidak sanggup menerima kenyataan ini hanya bisa berserah dan berdoa pada Sang Hyang Widhi agar semua bisa berjalan baik-baik saja. Pada akhirnya Jupe bisa menjalaninya dengan baik.

Puan tomboi dan urakan itu nyantanya menyimpan impian setinggi langit. Bermodalkan kemauan dan tekat yang keras, dia mengikuti casting sebagai seorang model. Karier modelnya semakin menanjak ketika dirinya berkenalan dengan seorang pria asal Prancis, Damiem Perez yang akhirnya menjadi suami pertamanya.

Setelah menikah dan menetap di Paris, Prancis, sang suami membuka kesempatan bagi Jupe untuk tampil di majalah dewasa. Di kota mode tersebut, Jupe pun masuk ke dalam jajaran 100 perempuan terseksi versi majalah FHM.

Jalan meretas karier di dunia hiburan kian terbuka lebar kala dirinya berlibur ke Indonesia. Menariknya Jupe tak menyangka kalau keikutsertaannya menemani sang adik, Della, mengikuti casting ternyata berbuah manis. Dia mendapat tawaran untuk ikut casting dan dinyatakan lolos.

Bisa dibilang, situasi dan kondisi membuat Jupe meraih popularitas seperti sekarang ini. Jupe yang tidak memiliki bakat untuk bermain film, menyanyi, nge-host, dsb dst yang berkaitan dengan dunia hiburan, saat itu dinaungi Dewi Fortuna.

Jupe pulang ke Indonesia tahun 2007, setelah menetap di Eropa sejak 1997. Keikutsertaannya menemani sang adik mengikuti casting juga atas dasar jiwa sosialnya yang suka membantu. Adiknya saat itu baru selesai melahirkan dan hanya seorang diri mengikuti casting. Jupe yang tak tega melihatnya turut membantu.

Naas bagi adik Jupe, dirinya harus gagal dalam casting dan justru Jupe yang berhasil. Baru sejak itu Jupe mulai belajar akting, menyanyi, dsb dst. Akhirnya dengan segala bakat dadakan ini Jupe mampu bertahan dalam dunia hiburan.

Rezeki memang misteri. Tak diduga puan yang jarang mandi dan jahil itu mampu memendarkan kemampuannya di panggung hiburan. Setelah sukses menjadi model, Jupe pun mengepakkan sayapnya di seni peran. Kesuksesannya di seni peran membuat Jupe memutuskan meninggalkan Prancis dan kembali ke pangkuan tanah airnya. Namun Jupe tak mau sendirian, dia pun meminta sang suami agar menetap di Indonesia.

Kulit hitam dan tampak dekil mengiringi penampilan Jupe di arena hiburan tanah air. Debut Jupe di seni peran berawal di acara Penjaga Pantai, yang dulu disiarkan tengah malam di Lativi. Jupe awalnya tak terlalu peduli dengan hal ini dan ingin kembali ke Prancis. Tetapi ketika di air port ternyata sudah banyak orang yang memanggil-manggil namanya, pertanda dirinya sudah dikenal. Padahal Jupe hanya syuting selama 1 bulan.

Jupe lantas berpikir untuk memanfaatkan peluang ini sebagai bagian kareirnya. Dirinya memang sempat pulang ke Prancis, tetapi sesampainya di Prancis godaan menjadi penghibur di tanah air masih ada di benaknya. Dia pun meminta ijin pada suami sat itu untuk kembali ke Indonesia selama 3 bulan sembari berjanji akan kembali ke Prancis kalau sulit menapaki karier di tanah air.

Tahun 2007 Jupe mulai syuting dan dalam 3 bulan nama Julia Perez mulai bergaung. Teman-teman Jupe kecil tentu kaget Jupe bisa menjadi penghibur yang identik dengan kesintalan badan dan gaya pentas kenes. Pasalnya mereka tahu betul Jupe seperti apa.

Mungkinkah ini yang disebut keberuntungan atau yang dinamakan takdir? Jupe yang notabene tidak mewarisi darah seniman mampu memahatkan namanya di ranah hiburan. Terkait hal ini sepertinya bisa dikatakan sebagai takdir yang telah digariskan Sang Hyang Widhi.

Walau demikian, untuk sukses di ranah hiburan Jupe tidak berpangku tangan. Dia berjuang dan berkonsentrasi penuh, bahkan Jupe harus tabah dan sabar kala badai cobaan menerpa jalan kariernya. Jupe pernah tidak dibayar selama satu tahun. Jupe menerima saja karena saat itu Jupe sedang butuh nama, barang yang tak ternilai harganya. Dia sedang berupaya mem-branding dirinya.

Sebagai anak pertama Jupe merasa wajib memikul beban ekonomi keluarga lantaran sang ayah tercinta telah pergi meninggalkan sang bunda dan keluarga. Maka mulailah Jupe memantapkan diri untuk fokus di dunia hiburan.

Untuk meraih popularitas dan kesuksesan, Jupe berusaha tampil beda. Salah satunya Jupe mencoba menonjolkan ukuran kesintalan badan dengan gaya kenes sebagai jalan pembuka. Lantas beragam pro dan kontra pun bermunculan. Tapi Jupe tetap berjalan sebab dirinya beranggapan bahwa hal itu sebatas penampilan semata. Motivasinya hanya satu: menjadi sosok kakak yang dibanggakan adik-adiknya. Jupe adalah malaikat nyata bagi keluarganya, di saat mereka butuh Jupe pasti selalu ada dan berada.

Tak hanya mengeksplorasi penampilan, dia juga mengubah namanya dari Yuli Rachmawati menjadi Julia Perez yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Jupe. Hal ini dilakukan agar lebih mudah dikenal dan memiliki daya jual tersendiri.

Penggunaan nama Julia Perez ini kemudian memancing riak yang membuatnya terbelit masalah ketika bercerai dengan suami pertama. Nama Perez adalah nama dari suami pertama Jupe, Damiem Perez. Jupe sempat dituntut sang mantan suami lantaran masih memakai nama Perez meski telah bercerai.

Jupe selalu berusaha untuk melakoni segalanya sepenuh hati. Dia ingin menikmati proses yang ditekuninya dengan perasaan terdalam. Malah Jupe memiliki kebiasaan tak umum ketika sedang rekaman di studio dengan meminta agar lampu di studio di matikan dan dirinya memakai high heel, bahkan terkadang bertelanjang agar memperoleh feel dari lirik yang dilantunkan.

Jupe bukanlah orang yang jaim (jaga image) dan cenderung pure. Dia tak ragu mengungkapkan apa yang dirasakan meski bisa memunculkan ragam pro dan kontra. Bahkan Jupe terkesan terlalu gamblang sehingga apapun dia buka dalam keadaan sadar, hatta kisah tragis yang pernah dialaminya.

Meski kontroversi datang silih berganti, Jupe tetap tegar dan sabar. Dia terlihat tangguh bak wonder woman dihadapan beragam permasalahannya. Dan yang cukup menohok ketika dirinya harus mendekam dalam hotel prodeo selama 3 bulan lantaran perseteruannya dengan Dewi Persik (Depe).

Masa-masa di tahanan seolah sebagai tempat ujian bagi Jupe untuk menghadapi cobaan berikutnya. Bebas dari penjara, yang dirayakan dengan konser tunggal di Trans TV, Jupe harus menerima berpisah dimensi alam dengan ayahnya. Jupe kembali berada pada situasi kritis yang pernah dia lalui di masa remaja dulu, masa-masa ketika berserah menjadi solusi tepat.

Apapun itu entah bernada miring atau pujian, Jupe tetaplah Jupe. Sederhana dan suka berbagi. Dan dibalik semua itu Jupe hendak menginspirasi adik-adiknya agar mampu mengejar mimpi-mimpinya.

Merengkuh sukses di panggung hiburan merupakan kerja keras dan ketekunannya. Tak ayal jika Jupe yang di masa kecil dikenal sebagai puan anti air dan nakal itu kini menjelma sebagai penghbiur tak langsir kata-kata nyinyir. Dari hari ke hari Jupe pun memantapkan eksistensinya.

Seperti tak mau berdiam diri, Jupe selalu mencoba sesuatu yang baru. Dari model, lalu peran, menyanyi, menjadi duta beberapa kegiatan, menjadi juri, presenter, bahkan hampir terjun ke dunia politik. Hebatnya semuanya bisa laku, Jupe seperti diberi kemampuan membaca pasar dengan baik. Jupe kerap disebut sebagai penghibur sensasi, tetapi sebenarnya dia adalah penghibur berprestasi.

B.Sn.Po.080138.50.101016.11:35