— the one and only lovely drive me crazy give me lover’s rhapsody
Semua orang
tentu memiliki panutan. Mulai orangtuanya, keluarga, tetangga, sahabat, guru,
teman, hingga lainnya. Tak jarang juga panutan tersebut adalah sosok-sosok yang
banyak dikenal sebagai public figure.
Panutan, baik seorangan atau sekerumunan, memberi inspirasi mengenai langkah
yang dilakoni dalam menjalani bicycle
race. Panutan memiliki peran psikis, yang dapat memengaruhi pandangan
(cara, sudut, dan jarak) terhadap sesuatu bahkan bisa memengaruhi seseorang
sepenuhnya.
Panutan boleh
siapa saja. Sah-sah saja preman yang nama sapaan karibnya tak elok menjadi nama
sebuah gang menjadi panutan. Walakin nama dari sosok itulah yang selalu
dilantan dengan penuh kasih sayang di hati mereka yang menggandrungi, mereka
yang menjadikannya sebagai panutan. Itulah nama yang mudah diingat karena
inspirasinya, bukan karena muka garangnya.
Ada banyak
sosok yang menjadi panutan saya. Entah sosok tersebut dipandang sebagai sosok
besar karena banyak orang juga mengaguminya atau dipandang sebagai sosok kecil
karena sedikit orang yang mengenalnya. Siapapun dia, sepanjang dia menampilkan
kesungguhan dalam melakoni life, live,
love nya, pasti ada orang yang menjadikannya sebagai panutan, meski
diam-diam.
Salah satu
sosok yang menjadi panutan tersebut adalah Park Bom [박봄].
Sosok yang menggelinjang sebagai penghibur ini dikenal lebih luas setelah
melakukan debut bersama 2NE1, 27 Maret 2009 silam. Keberhasilan 2NE1 menghentak
khalayak sejak pertama menyapa menjadi jalan tingkat keterkenalan nama Bom
meningkat pesat. Sebelum melakoni debut karirnya bersama 2NE1, Park Bom tinggal
di Amerika Serikat dalam rentang waktu yang panjang.
Bom berada di
Amerika Serikat untuk melanjutkan sekolahnya di Gould Academy, Bethel, Maine,
USA. Saat menjadi pelajar di sini, dia sempat bermimpi menjadi seorang pemain
sepak bola. Bom juga mulai tenggelam dalam menikmati langgam dengan banyak
mengisi waktunya ditemani lantunan suara kuat Mariah Carey. Hasrat kuat masih
menggeliat saat menjalani masa belajar formalnya di program studi Psychology di Lesley University,
Cambridge, Massachusetts, USA.
Hasrat
menggeliat tersebut mendadak sirna sesaat setelah tragedi menimpa salah seorang
sahabat intimnya. Kesempatan menyaksikan laga sepak bola yang melibatkan
sahabat intim tersebut yang disambut bahagia justru berakhir duka. Dalam laga
tersebut, sahabat intim Bom menemui ajalnya. Hal ini membuat Bom sangat
terkejut dan mengalami kesedihan mendalam. Hal ini pula yang membuatnya
‘banting impian’ untuk menjadi pelanggam.
Suasana duka
yang terus menyelimuti keseharian Bom membuatnya berada dalam masa-masa
diselimuti kabut jiwa. Bom bahkan harus menjalani psikoterapi dan pengobatan
psikologis pada saat yang sama. Agak ironis memang, lantaran dia justru kuliah
pada program studi psikologi. Lebih ironis lagi, pengobatan psikologis tersebut
belakangan menjadi semacam bumerang di kemudian hari.
Tak ada yang
mutlak dalam jagat raya ini. Segala peristiwa dan suasana memiliki beragam
rasa, paling tidak memiliki dua rasa yang sangat jauh berbeda. Bersamaan dengan
suasana duka yang dirasa, Bom merasakan gairah tak biasa muncul dalam benaknya.
Di balik peristiwa yang mendadak membuat Bom tak lagi terampil bermain sepak
bola, keterampilan melanggam pun justru semakin mudah dielaborasinya. Hasrat
kuat untuk menjadi pelanggam pun mulai merasuk jiwa.
Serupa dengan
hal tersebut, hasrat kuat menjadi pelanggam pun tak mutlak segera memberikan
kebahagiaan baginya. Hasrat kuat ini sempat dia sampaikan pada orangtua yang
sayangnya tak mengijinkannya untuk berkarir di ranah musik. Padahal saudara
kandung Bom, Park Go-eun, pun sudah menekuni ranah musik sejak masih berusia
sembilan tahun.
Berbekal
gairah tak biasa dan rasa trauma yang masih ada, Bom diam-diam pindah kuliah ke
Berklee College of Music, Boston, Massachusetts, USA, untuk mengelaborasi
hasratnya seputar musik. Bom sebenarnya diam-diam pindah ke perguruan tinggi
ini tanpa sepengetahuan orangtua, walakin sang bibi memberikan dorongan penuh
pada pecandu jagung ini.
Selepas
menjalani belajarnya di Berklee College of Music, Bom memilih kembali ke tanah
kelahirannya, Korea Selatan, untuk menekuni karier sebagai musikus dari sana.
Bom memilih YG Entertainment sebagai agensi yang kelak menaunginya. Hanya saja,
bakat hebat berpadu hasrat kuat belum cukup bagi Bom untuk diterima agensi yang
dipimpin oleh Yang Hyun Suk ini.
Penolakan
harus rela didapat olehnya saat mengikuti audisi tahun 2003 & 2004.
Penolakan tak menghentikan langkahnya dengan kembali mengikuti audisi untuk
kali ketiga. Gairah tak biasa diberikan oleh Bom sejak berhasil mengukuhkan
dirinya menjadi peringkat pertama dari ribuan peserta. Alhasil, dia pun
berhasil membuka secercah harapan untuk mewujudkan impian berkarir di industri
hiburan sejak 2005.
Bom diberi
anugerah suara indah. Anugerah ini terus diasah dengan kegemarannya dalam
berlanggam. Anugerah yang terus diasah menemukan jalan setelah dia bergabung
dengan YG Entertainment yang memberikan kesempatan padanya untuk unjuk
kebolehan dalam berlanggam. Bahkan belakangan Bom merasakan sentuhan YG
Entertainment yang turut membantu dan memberikan dukungan padanya pada
masa-masa kelam.
Mulanya Bom
hendak diperkenalkan sebagai brand
solo. Namun hal ini urung dilakukan setelah agensi memutuskan Bom masuk sebagai
punggawa 2NE1. Dalam kelompok ini, Bom didapuk sebagai lead vocalist, yang kini berpadu dengan Lee Chae-rin (CL) dan Park
Sandara (Dara). Meski begitu, Bom mendapat kesempatan untuk tampil seorangan
sesudah berpeluh menyelesaikan serentetan pekerjaan mempromosikan brand 2NE1. Kesempatan ini diwujudkan
dengan merilis You and I dan Don’t Cry. Melalui dua langgam ini, Bom
sanggup keluar dari bayang-bayang tanpa membayangi brand 2NE1.
Bom sempat
tampil bertandem dengan pelanggam lainnya beberapa bulan sebelum 2NE1 kembali
merilis album penuh Crush. Dia urun
suara dengan Lee Ha-yi dalam melantunkan All
I Want for Christmas is You milik Mariah Carey. Bom memang sangat
menggandrungi Carey. Berkesempatan melantunkan secara resmi karya teladan
adalah satu peristiwa yang layak dikenang. Terlebih Bom dan Hi tak melantunkan
persis seperti versi Carey. Aransir ulang yang dilakukan membikin keduanya bisa
saling melengkapi tanpa saling membayangi.
Aransir ulang
tersebut membikin langgam yang mulanya bernuansa ceria dalam kebersamaan
berubah dengan memiliki suasana rindu dalam kesendirian. Ketika dilantunkan
Carey, terdapat rasa bahwa perayaan yang identik dengan peristiwa keagamaan
bisa dilakukan dengan penuh kegembiraan. Sementara ketika dilantunkan Bom,
terdapat semangat dalam menjadikan momentum sakral tetaplah sakral.
Pesona Bom
membuatnya mendapatkan ketenaran istimewa. Walau demikian, hal ini tak lantas
membuatnya melupakan kebersamaan keluarga dan sahabatnya. Dia tetap melantan
ikatan dengan liyan serta memiliki
kebiasaan mengabadikan segala peristiwa bermakna baginya. Bom rajin menyambangi
orang-orang yang memiliki ikatan batin dengannya. Bahkan saat orang tersebut
sudah berpindah alam, dia rajin menyambangi ke makam.
Pesona yang
membuatnya digemari, dicintai, bahkan digilai tetap disertai sikap rendah hati.
Pujian dan sanjungan tak membuatnya melayang sepertihalnya hinaan dan cacian
tak membuatnya mati. Bom hanya berusaha mementaskan kesehariannya selaras
dengan nurani. Pementasan yang ada kalanya dipuji serta ada saatnya dicaci ini
hanyalah sebagai usahanya agar dirinya tak dianggap beda dengan bersikap
manusiawi. Bom tahu diri, sebagai seorang penghibur yang memiliki penggemar,
segala hal terkait dirinya menjadi sorotan. Walakin dia acuh saja tak berusaha
menjaga jarak dengan lingkungan.
Saya termasuk
salah satu penggemar berat Bom. Saya mencintai Park Bom. Ini bukan cinta laki
ke puan lho ya. Tapi ketika kariernya
yang sedang bergerak memuncak tiba-tiba dirisak riak kuldesak, ada rasa getun yang sulit diutarakan. Bom
memiliki daya dorong luar biasa pada saya. Dia sanggup membawa batin saya larut
terhadap suatu hal. Saking hanyut emosi itu sampai pementasan perilaku tak bisa
durunut dengan nalar biasa. Bom itu membahagiakan banyak orang meski dia
sendiri bilang dirinya tidak happy.
B.Sn.Wg.231249.37.250916.22:12