— building emperor for being queen of entertainer and entrepreneur
Semat sampah diterima Paris saat
memula karier sebagai peghibur. Banyak warga Los Angeles mengernitkan dahi
menyaksikan kesan yang diperagakan Paris. Mereka menyebut Paris hanya
memanfaatkan ketenaran nama dan gelimangan harta. The Simple Life, di satu sisi menjadi batu loncatannya untuk
mewujudkan impiannya untuk membanggakan sekaligus lepas dari bayang-bayang nama
besar keluarganya. Di sisi lain, The
Simple Life mencederai nama baiknya. Sesudah The Simple Life menjadi hit, banyak orang tak ingin bekerja dengan
Paris.
Paris, selain menerima semat sebagai
sampah masyarakat, juga bisa membikin orang lain seolah menjadi sampah. Dia
laiknya air keruh yang ketika setetes saja mencampuri air bening, air bening
itu tak lagi bening. Lindsay Lohan sempat mengalaminya. Ketika dia kedapatan
berpesta bersama Paris, sontak Lindsay menerima hantaman telak.
Lindsay yang sudah dikenal sebagai
penghibur papan atas kala itu, disebut telah jatuh ke dasar jurang hingga harus
kembali berjuang. Hal tersebut ditulis oleh Nancy Jo Sales dan terbit
melalui Vanity Fair. Nancy jugalah
orang yang menulis profil Paris untuk majalah tersebut pada tahun 2000.
Riak risakan tak mengenakkan perasaan
yang terus menghentak dari khalayak tak membikin Paris langsir tergeletak.
Justru kehadiran dan bertahannya Paris sebagai penghibur membikin penghibur
lawas papan atas mulai terkoyak. Selain ada yang merasa terhibur dengan The Simple Life, cacian yang disematkan
pun ikut serta mempromosikan tayangan ini.
The
Simple Life menjadi
pemantik program reality show yang
muncul belakangan. The Hills, Real Housewives, Moms Dance, dan Honey Boo Boo,
adalah beberapa contohnya. Paris seakan menikam jejak Oprah Winfrey yang
memantik semangat untuk merancang acara talk
show.
Keberhasilan The Simple Life membikin beberapa orang terabaikan bergairah
kembali ke permukaan. Mereka ingin bertemu dengan Paris, bekerja sama
dengannya, dan berkembang bersama-sama. Saat sebagian orang melihat Paris
dengan rasa tak senang, sebagian orang melihat bahwa Paris datang membawa
peluang.
Vorias menjadi salah satu orang yang
bahagia akan kedatangan Paris. Dia merasakan dampak dahsyatnya. Jika sebelumnya
Vorias harus bersusah payah mencari orang untuk bekerja sama dengannya, sesudah
bersama Paris, dia justru kerap diajak kerja sama orang lain. Banyak orang
datang membawa gagasan mengunjunginya secara berantai.
Paris membentuk sebuah kesan yang
memengaruhi dunia hiburan melalui tayangan The
Simple Life. Kesan tak sekedar merek dagang, desain, slogan, atau gambaran
yang mudah diingat belaka. Kesan merupakan sesuatu yang sengaja dibentuk untuk
mengikat yang di-‘kesan’-kan dengan sasaran.
Paris pintar memanfaatkan setiap
keadaan yang terjadi padanya untuk membentuk kesannya. Misalnya dalam satu
peristiwa ketika dia sedang jalan-jalan di Robertson Boulevard. Beberapa
orang datang melemparinya dengan beragam pertanyaan yang hampir semuanya tak
digubris Paris hingga dia mendengar satu pertanyaan yang ‘bagus’ untuk dijawab.
“Siapa nama anjingmu?” Tanya salah
seorang.
Paris lalu tersenyum, menarik nafas
sejenak, dan dengan nyelekit-nya dia
menirukan suara bayi untuk menjawab pertanyaan itu dengan, “Marilyn Monroe.”
Selanjutnya, dia hanya diam saja.
Melanjutkan jalan-jalan dan bertingkah jual mahal pada kerumuman. Setelah
berhenti sejenak untuk di-jeprat-jepret,
Paris bergegas masuk ke dalam mobil kemudian memutar Piece of Me-nya Britney Spears dengan suara kencang, lalu pergi
begitu saja.
Paris menjadi terkenal dengan gaya
berbusana mewahnya. Dia merupakan salah satu sosok yang memberikan terobosan
jitu dalam sejarah Hollywood, namun hanya sedikit orang melihatnya di
tahun-tahun awal kariernya. Nancy Jo Sales, melalui bukunya The Bling Ring, memosisikan Paris
sebagai simbol individualis yang merusak tatanan sosial sepanjang dekade
2000-an. Dalam salah satu bagian, Nancy menulis keprihatinan atas fenomena ketika
orangtua yang kaya raya menghabiskan banyak uang untuk mendongkrak gengsi
hingga membiayai pesta ulang tahun anaknya.
Newsweek menerbitkan berita utama berjudul Girls Gone Bad: Celebs and Kids pada 02 November 2007. Dalam
artikel tersebut, Paris digambarkan sebagai sosok sangat cemar. Artikel itu
sendiri mengulas tentang anak-anak yang dibombardir dengan gambar vulgar dan
jorok. Kathleen Deveny, penulis artikel tersebut, dengan nuansa paranoid
menulis, “Apakah kita membesarkan generasi LA yang oleh ibu-ibu disebut sebagai
prosti-tots, gadis-gadis berpakaian
seperti kue tar, dan hidup dengan gaya mewah?” Celaan ini mengabaikan berbagai
usaha membantu liyan yang dilakukan
Paris.
Sepanjang kariernya, Paris telah
menjadi relawan untuk beberapa badan sosial, terutama yang bertujuan membantu
perempuan dan anak-anak. Melalui Paris DJed, Paris menyalurkan bantuan untuk
anak-anak kurang mampu. Dia juga ikut serta dalam India School Project, sebuah
organisasi yang menyediakan akses mudah ke sekolah bagi anak-anak dan membiayai
program pemberdayaan perempuan di India.
Paris juga membangun sekolah.
Membentuk satu kelompok mandiri dengan merancang ‘program ayam’. Program ini
dirancang dengan memberikan modal ayam untuk dikembangbiakkan, lalu dari
hasilnya ini digunakan untuk membantu anak-anak maupun memberikan bayaran pada
para guru. The Starlight Children's Foundation serta The Make-A-Wish Foundation
adalah lembaga lain yang menjadi tempat penyalur jiwa berbagi dan empati yang
Paris miliki.
“I
feel that I have been so blessed in life that it is my duty to give back. I
love being a philanthropist and shining light on causes I believe in. It is
such a wonderful feeling to help others. There is nothing more rewarding than
giving back and making a difference in the world to those in need.” tutur puan pirang periang ini.
Paris memasuki industri hiburan
sebelum masa media sosial meriak keseharian. Pada masa untuk bisa tampil di
media massa asih menjadi hal sulit, dia
justru menarik media massa untuk terus mengikutinya. Pengalaman tersebut
membuatnya akrab dengan beragam pujian serta cacian. Walau demikian, segala
pujian dan sanjungan tak membuatnya melayang, seperti halnya hinaan dan caci
maki tak membuatnya kehilangan nyali.
“I
really don't care what people think about me,” ungkap Paris. Baginya, caci maki
serasa seperti puji, sementara pujian hanya suara sumbang terdengar merdu.
Badai yang datang dia hadapi seolah hanya hujan. Terik matahari terasa sejuk
saja. Tak ada masalah yang membikinnya depresi dan frustasi seperti pernah
dialami Britney.
Nicky menyebut Paris sebagai sosok mujtahid dan mujaddid, penjebol pakem lawas serta pencetus pakem baru. Paris
bukannya tak pernah mengikuti pakem yang berlaku, hanya saja dia tak sekedar
mengadopsi walakin mengadapatasi untuk dikembangkan sendiri. “[Paris] is a rule breaker. She doesn't
follow the rules,” terang Nicky mengagumi kakak dan sahabat intimnya.
Sebagai penjebol pakem, tak sedikit
menyebut Paris sebagai sosok genius. Dengan jiwa empati yang membuatnya ikut
serta merasakan rasa liyan, banyak kaum homoseksualitas memuji Paris sebagai
pelopor yang radikal. Paris dengan perasaan biasa-biasa saja ikut serta dalam
pesta mereka di Lower East Side dan Bushwick (keduanya di Manhattan) dengan
menjadi DJ. Dengan santai Paris memainkan lagunya Stars are Blind di antara lagu-lagu punk-dance seperti Deceptacon-nya
Le Tigre.
Paris melalui masa ketika dirinya
dirisak dengan beragam cacian dan sikap kebencian yang dialamatkan padanya. Dia
menjalani kesehariannya selepas kepala dua sebagai sosok antagonis bagi kaum
moralis, intelektual, dan religius. Paris nyaris lebih karib dengan pandangan
negatif alih-alih positif. Walau demikian, keberhasilannya dalam membangun
kerajaan bisnis sendiri, hidup sebagai dirinya sendiri, lepas dari
bayang-bayang keluarga, adalah fakta bahwa Paris merupakan sosok hebat.
Hanya saja untuk urusan asmara, Paris
belum menunjukkan tanda-tanda ingin menikah maupun segera memiliki keturunan.
Dia sering tertangkap oleh paparazzi
ketika kencan dengan beberapa laki, namun belum sekalipun dia mengungkapkan
keinginannya memula keseharian berkeluarga dan berumah tangga. Bahkan Paris
rela dilangkahi oleh Nicky yang kini sudah menjadi ibu. Keengganannya untuk
segera menikah berbanding terbalik dengan Kim Kardashian.
Kim, yang pernah menjadi asisten
paling taat Paris, segera menikah sejenak setelah menjadi terkenal. Hubungan
Paris dan Kim semula sangat erat. Hanya saja secara misterius, keduanya kini
dianggap terlibat perang dingin. Sebagian menganggap bahwa Paris jealous saja pada keberhasilan Kim. Hanya
saja ungkapan itu rasanya tak memiliki alasan kuat. Bukankah Paris masih
merawat hubungan intimnya dengan Britney yang notabene sangat digandrungi
banyak orang?
Sebagian orang memuji kelihaian Kim
dalam berkarier. Kenyataannya Kim banyak menikam jejak Paris sepanjang berkarier.
Rasanya tak ada gunanya membandingkan rekam jejak keduanya secara rinci.
Kasihan Kim bukan? Kim boleh saja kini memiliki tingkat keterkenalan yang
seolah melampaui Paris, namun sejak awal berkarier Paris sudah memiliki
pandangan jauh ke depan. Tanpa melanjutkan penampilannya di dunia hiburan,
Paris masih bisa hidup seperti biasanya
Paris lebih memilih mengerahkan
segala daya dan upaya untuk membangun ‘kerajaan’-nya alih-alih mendapatkan
keterkenalan. Dia berhasil mendirikan toko fesyen, parfum, dan kerap menjadi
DJ. Kebiasaan menabung saat masih anak-anak terus diamalkan hingga melampaui
kepala tiga. Menabang uang saat menjadi penghibur menjadi sebagian caranya untuk
membangun kerajaan hingga berdiri kukuh. Banyak tempat sudah ditanami dengan
rantai bisnisnya menggunakan brand
Paris Hilton.
Paris selalu berkembang dalam banyak
hal. Dia tak pernah berpuas diri dengan segala pencapainnya sekaligus gemar
berbagi kepada sesama. Paris mewujudkan rasa syukur pada Sang Hyang Widhi
dengan cara memaksimalkan segala anugerah yang diberikan-Nya padanya. Rasa kesal pada media yang menggambarkan Paris
sebagai sosok yang murahan, bodoh, dan sampah cukup beralasan. Dia tak selalu
seperti yang orang lain ungkapkan dengan nada sumbang.
Boleh saja orang lain mencibir semua
diraih Paris lantaran dia memiliki modal dana yang bergelimang dari
keluarganya. Namun bukankah Paris mulai menapaki tangga keberhasilannya dengan
modal tahu diri dan kecerdasan yang dimiliki? Dia tahu bahwa ‘suara bayi’-nya
bisa dijual sebagai modal awal. Paris cerdas dalam membaca dan mengendalikan
keadaan. Sejak saat itu, dia terus berkembang ‘merentangkan sayap
mencengkeramkan cakar’-nya ke beragam penjuru planet Bumi.
Paris memberikan gagasan brilian
untuk bisa bekerja dengan rasa riang tanpa meninggalkan kewajiban yang diemban.
Dia memiliki kebiasaan bangun pada pukul 5 pagi dan nomaden hampir setiap hari
dengan memadukan kerja, liburan, dan kegiatan sosial ke dalam satu waktu 24 jam
sehari dan 7 hari sepekan. Dia juga sangat menyukai kebersihan dan keindahan
lingkungan, baik fisik atau tak fisik hingga tak merasa muruahnya turun saat
dia membersihkan lingkungannya sendiri.
Walau menjadi sosok panutan, Paris tak
pernah merasa beda, rendah atau tinggi dengan liyan. Dia selalu bersemangat saat terlibat obrolan, membaca buku,
serta jalan-jalan. Beragam kegiatan yang memaksa Paris untuk nomaden membuatnya
memanfaatkan fasilitas telepon seluler (ponsel). Empat buah iPhone selalu
dibawa sebagai pusat pengendalian ‘kerajaan’. Sementara untuk pusat pengelolaan
harian dalam bentuk fisik ditempatvan di Beverly Hills.
Apa lagi yang hendak Paris lakukan
ketika di usia 36 tahun dia sudah mencapai lebih dari kebanyakan orang lakukan
seumur hidup? Dia menghentak khalayak jauh sebelum brand seperti Google, Microsoft, dan Facebook menginvasi teknologi. Dengan ketenaran nama dan gelimangan
harta yang kini dimiliki, Paris tetaplah rendah hati. Dia terus mencintai
orangtua, keluarga, sahabat, dan gurunya. Sebagai role model, dia pun dengan penuh hormat menyebut beberapa sosok
lain sebagai role model-nya, semisal
Madonna.
Paris hanyalah manusia biasa. Dia
merupakan insan, sosok berperasaan.
Dia juga basyar, dengan penampilan
menawan. Dia pun naas, yang membaur
dalam lingkungan. Sepanjang menjalani keseharian, Paris hanya berbuat untuk
menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan. Apa yang istimewa darinya?
B.Sn.Wg.231249.37.260916.16:59