DEWA19


— dari formasi ke formasi

Queen; Brian May; Farrokh Bulsara; Madonna; DEWA19; Linkin Park; 2NE1; Ahmad Dhani; Andra Ramadhan; Mike Shinoda; Britney Spears; Park Bom; CL; Musik; antique; divine; incredible; beyond; insan; basyar; naas; rabbi; rububiyyah; ilah; uluhiyyah; al-du’a; silah; al-mukmin; du’a; doa; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; RM Adhila; Mazdik; Break Hard; Alobatnic; The Battle-Mate; Alobatnic and The Battle-Mate; Pelantan;

DEWA19 termasuk grup band melintas batas yang bisa unjuk rasa melalui karya mereka yang cerdas dan bernas dengan kemasan berkelas tanpa terikat kelas. Mereka, orang-orang yang pernah mengibarkan bendera DEWA19, juga berhasil ketika bersolo karier. Keberhasilan yang bisa lepas dari bayang-bayang DEWA19 tanpa pernah membayangi nama DEWA19.

Sejelek-jeleknya kesan terhadap Ahmad Dhani Prasetyo sebagai commander sekaligus satu dari empat pendiri DEWA19, orang tetap bisa melihat DEWA19 sebagai DEWA19. Begitupun sebaliknya, sehebat-hebatnya karier Dhani, orang tetap bisa melihat Dhani sebagai Dhani. Hal ini juga berlaku bagi punggawa lainnya yang sangat banyak jumlahnya untuk ukuran sebuah grup band.

Ada begitu banyak orang yang terlibat di dalamnya yang perannya tak bisa dimungkiri. Hanya Dhani [1986–2011] sebagai keyboardist dan lead vocalist awal lalu berubah menjadi backing vocalists serta Andra Junaidi Ramadhan [1986–2011] sebagai lead guitarists yang awet sejak awal dibentuk. Keduanya terus bersama memperkuat DEWA19 sepertihalnya persahabatan cinta yang mereka bina.

Sejak masih bernama Mol karena guru seni musik mereka di SMP Pak Mul, hingga menjadi DEWA akronim dari nama sapaan empat pendiri. Lalu menjadi DownBeat hasil adaptasi nama majalah jazz terbitan USA. Kemudian menjadi DEWA19 19 lantaran saat merilis album perdana rata-rata berusia 19 tahun. Kembali ke DEWA sebagai penanda ‘era’ baru. Hingga ditutup dengan nama DEWA19 jelang mereka memasuki usia kepala empat.

Perubahan line-up squad utama DEWA19 terjadi berkali-kali. Drummer adalah posisi yang paling sering mengalami perubahan. Ada enam orang yang pernah di sini. Mulai dari Wawan Juniarso [1986–1988 & 1991–1994], Salman [1988–1989], Sri Aksana Sjuman [1995–1998], Gabriel Bimo Sulaksono [1998–1999], Setyo Nugroho [1999–2007], dan Agung Yudha Asmara [2007-2011]. Bassist pun turut mengalami perubahan, ada Erwin Prasetya [1986–1999 & 2001–2002] dan Yuke Sampurna [2002–2011].

Tak kalah fenomenal adalah perubahan lead vocalist. Semula line-up DEWA19 dibikin seperti Queen. Terdiri dari empat orang dengan posisi lead vocalist & keyboardist, lead guitarists, bassist, dan drummer. Saat line-up-nya seperti ini, Dhani bertindak sebagai lead vocalist. Hanya saja seiring masuknya Ari Bernardus Lasso [1991-1999], formasi adaptasi dari Queen pun berubah. Dhani mundur sebagai lead vocalist dan hanya menjadi backing vocalists. Belakangan Ari digantikan oleh Elfonda Mekel [1999-2011].

Perubahan lead vocalist inilah yang menurut saya paling fenomenal. Dhani bisa mendapatkan Once yang suaranya sangat khas dan mahal tanpa menggantikan suara milik Ari yang memberi pondasi. Ari dan Once sanggup menjadi tukang mereriakkan kata-kata untuk mengimbangi perpaduan alunan nada dari Dhani dan Andra serta orang-orang lainnya.

Satu peristiwa paling mengharukan adalah, ketika Once datang, Ari tak sedikitpun merasa sakit hati bahkan tak pernah merasa disingkirkan. Ari tahu diri, dia sedang tak sehat dan band yang dicintainya itu layak mendapat lead vocalist yang lebih baik. Once oke, bisa tampil beda, sehingga tak terbayangi juga tak membayangi Ari.

Sayang mereka harus undur diri dini. DEWA19 memang memainkan musik di arena industri walau karya mereka sanggup memengaruhi generasi. Nuansa rasa karya mereka terus berubah yang pada satu masa ketika industri mengalami fluktuasi selera mereka perlu bersikap tegas mempertahankan muruah.

Pada saat fluktuasi selera inilah DEWA19 berhasil menghadirkan karya fenomenal mereka, langgam tunggal yang kaya nuansa rasa, Bukan Cinta Manusia Biasa, yang ironisnya tak laku di pasaran. Berbeda sekali dengan zaman dulu ketika lagu fenomenal lainnya, Persembahan Dari Surga, laku lumayan.

Anehnya, dua lagu fenomenal dari dua era lead vocalist berbeda itu, masih kalah nge-hits di pasaran dengan lagu remeh-temeh Kangen dan Separuh Nafas, yang juga muncul di dua era lead vocalist berbeda. Di perlintasan perubahan mereka, terdapat Roman Picisan, sebuah karya yang begitu indah dan megah. Roman Picisan diisi oleh Once sebagai lead vocalist dan Ari sebagai backing vocalists.

Segala jengkal perubahan tersebut, dan juga masalah yang ada tentunya, tak menyanyat semangat DEWA19 untuk tetap unjuk rasa melalui karya mereka. Officially DEWA19 pun akhirnya berhenti. Memulai dengan empat orang (Dhani, Erwin, Wawan, dan Andra), DEWA19 akhirnya berhenti dengan empat orang (Dhani, Yuke, Agung, dan Andra). Walau demikian, karya mereka bisa menandai evolusi generasi, serta mampu menjadi abadi.

B.Sn.Wg.231249.37.250916.22:05